Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 20:51 WIB | Sabtu, 19 Juni 2021

Afghanistan Ganti Menteri Pertahanan, Taliban Rebut 40 Distrik dalam Sepekan

Personel keamanan Afghanistan memeriksa lokasi ledakan bom di Kabul, Afghanistan, hari Sabtu (12/6). Serangan bom terpisah menghantam dua minivan di lingkungan yang sebagian besar warganya Syiah di ibu kota Afghanistan, Kabul, hari Sabtu menewaskan beberapa orang dan melukai lainnya, kata Kementerian Dalam Negeri. (Foto: dok. AP/Rahmat Gul)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengganti dua menteri tinggi yang ditugaskan untuk mengelola keamanan negara pada hari Sabtu (19/6), ketika kelompok pemberontak Taliban melanjutkan serangan mereka untuk merebut wilayah baru dalam pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah.

Perombakan portofolio kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri terjadi ketika kekerasan melonjak dan pembicaraan damai tetap menemui jalan buntu, di mana Taliban mengklaim telah merebut lebih dari 40 distrik dalam beberapa pekan terakhir di seluruh pedesaan yang berbatu.

Kantor kepresidenan mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Jenderal Bismillah Khan Mohammadi, yang bertempur di bawah mendiang komandan anti Taliban, Ahmad Shah Massoud, selama perang saudara tahun 1990-an, telah ditunjuk sebagai menteri pertahanan yang baru.

Mohammadi sebelumnya memegang portofolio kementerian pertahanan dan dalam negeri dan juga menjabat sebagai kepala staf militer setelah jatuhnya rezim Taliban menyusul invasi pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001.

Ghani juga menunjuk Jenderal Abdul Sattar Mirzakwal sebagai menteri dalam negeri, kata kantor kepresidenan. Mirzakwal sebelumnya pernah menjabat beberapa jabatan daerah.

Mohammadi menggantikan Asadullah Khalid yang telah berulang kali terbang ke luar negeri untuk perawatan akibat luka yang diderita setelah seorang pembom bunuh diri menyerangnya pada tahun 2012.

Perubahan kabinet terbaru, yang harus disetujui oleh parlemen, terjadi di tengah kekerasan yang meningkat sejak awal Mei setelah militer AS memulai penarikan resmi pasukan terakhirnya yang tersisa.

Presiden AS Joe Biden telah menetapkan 11 September, peringatan 20 tahun serangan di Amerika Serikat yang menyebabkan invasi ke Afghanistan, sebagai batas waktu untuk menarik tentara Amerika.

Sejak Pentagon memulai penarikan terakhir pada 1 Mei, Taliban telah melepaskan gelombang serangan yang menargetkan pasukan pemerintah. Para pemberontak mengklaim telah merebut lebih dari 40 distrik sejak awal Mei, memaksa para pemimpin militer untuk mundur secara strategis dari sejumlah distrik pedesaan.

Dalam satu serangan, sedikitnya 20 anggota unit komando elite ditembak mati oleh Taliban dalam penyergapan di Provinsi Faryab pada hari Rabu (16/6), kata beberapa pejabat.

Taliban sekarang hadir di hampir setiap provinsi dan mengepung beberapa kota besar, sebuah strategi yang digunakan para militan pada pertengahan 1990-an ketika mereka menguasai sebagian besar Afghanistan sampai mereka digulingkan oleh invasi pasukan pimpinan AS.

Pada hari Sabtu, kementerian pertahanan mengkonfirmasi bahwa pasukan pemerintah telah mundur dari beberapa distrik, tetapi mengatakan mereka akan kembali. “Ada rencana baru, kuat dan efektif untuk merebut kembali daerah-daerah dari mana kami telah menarik kembali pasukan kami,” kata juru bicara kementerian, Rohullah Ahmadzai, menepis klaim bahwa ratusan tentara telah menyerah kepada Taliban. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home