Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 12:29 WIB | Kamis, 26 Maret 2015

Ahok Pastikan Tak Akan Terima Pokir DPRD

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/3) pagi. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Saya sudah sampaikan kepada DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), satu sen pun saya tidak akan terima pokir lagi kalau saya masih jadi Gubernur DKI.”

Begitulah ungkapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi pernyataan anggota dewan yang tetap akan melangsungkan hak angket dan menggiring pria yang akrab disapa Ahok itu ke Mahkamah Agung.

Menurut Ahok, sikap dewan ini semacam sebuah gertakan agar ia mau berkompromi memasukkan pokir atau pokok pikiran ke dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Sebelumnya, tim hak angket telah mengundang tim ahli untuk memberi pemaparan terkait pengiriman dokumen RAPBD. Dalam pemaparan tim angket, etika Ahok yang dinilai tidak mencerminkan sikap pejabat publik juga dipertanyakan.

“Saya kira mereka (tim ahli) mau ngomong apapun terserah saja, yang mutusin saya, salah nggak salah kan di Mahkamah Agung. Silakan saja ngundang orang mau ngomong apapun. Kalau berani ngundang saya. Ini kan nakut-nakutin saya supaya saya nego-nego terima pokir,” ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/3) siang.

Menurut Ahok, pokir itu boleh dititipkan saat Musrenbang. Jadi, jika anggota dewan menitipkan pokirnya kepada SKPD setelah Musrenbang, itu berarti  termasuk pokir atau dana siluman.

Karena kekesalannya ini, Ahok mengaku sempat mengeluarkan bahasa toilet dalam salah satu wawancara langsung dengan stasiun televisi swasta. Ia pun langsung mendapat teguran dari Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi.

“Waktu hak angket saya belum ngomong kasar. Saya cuma ngomong kotoran toilet kemarin di TV, dia (DPRD) lebih kasar, rasis. Kok nggak ada itu badan kehormatan memproses? Terus si Pras (Ketua DPRD) itu apa nggak rasis bilang saya pedagang Glodok? Saya bukan pedagang Glodok bos! Saya nggak pernah dagang dari dulu, saya orang tambang. Emang hubungan Glodok apa sama saya? Rasis. Partai nasionalis tapi kelakuannya rasis. Itu ada undang-undang bisa dihukum loh,” ujar Ahok dengan nada meninggi.

Dari peristiwa ini, Ahok mengaku tak peduli jika harus lengser dari jabatan DKI 1. Ia pun memastikan selama masih menjadi gubernur, di DKI tak ada oknum yang akan mencuri dana satu sen pun.

“Terserah. Dia mau turunin saya bikin saya nggak jadi gubernur. Itu mungkin satu-satunya cara supaya si anjing ini nggak bisa (usir) pencuri. Kamu kalau mau rampok rumah orang terus ada anjing penjaga galak gimana caranya? Bunuh tuh anjing atau anjing dibuang bosnya,” ujar Ahok filosofis. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home