Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 04:49 WIB | Rabu, 13 Mei 2015

Ahok Resmikan Gedung Pengolahan Lumpur

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok Selasa (12/5) meresmikan gedung pengolahan lumpur (decanter) milik PT Aetra Air Indonesia. (Foto: beritajakarta.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok Selasa (12/5) meresmikan gedung pengolahan lumpur (decanter) milik PT Aetra Air Indonesia. Gedung yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 22 miliar ini tidak hanya bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga yang tinggal di timur Jakarta, tapi juga memiliki alat yang mampu memproduksi limbah lumpur menjadi batu bata.

Dalam peresmian gedung itu, Ahok mengakui kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta di bagian timur sangat tinggi karena Jakarta Timur memiliki penduduk yang cukup padat. Melihat manfaat mesin pengolahan lumpur yang sangat besar, Ahok pun berencana akan menyuruh PDAM Jaya untuk membangun gedung serupa.

"Ini terlalu murah kalau untuk DKI. Rp 20 miliar kita bisa bangun 50 pengolahan lumpur. Orang UPS saja kita beli Rp 1 triliun lebih," kata Ahok sembari bercanda saat meresmikan gedung di Jalan Jatinegara Kaum nomor 1, Pulogadung, Jakarta Timur.

Sementara itu, Presiden Direktur Aetra, Mohamad Selim menjelaskan, ia mengelola gedung decanter ini didukung sebuah alat pengolahan lumpur di Pulogadung, dan satu alat di kawasan Buaran. Tahun depan, katanya, ada empat alat pengolahan lumpur (decanter) lagi yang akan difungsikan.

Menurut Selim, decanter awalnya tidak dipakai oleh PDAM, tapi oleh perusahaan minyak sawit. Namun, berkat inovasi yang dilakukan, pihaknya pun bisa menggunakan alat tersebut untuk kepentingan lain yang bermanfaat.

"Kita berinovasi dan nekat. Pertama kali kita pasang di Buaran, dan ternyata bisa," tuturnya.

Ia menambahkan, PT Aetra juga telah melakukan penelitian, bahwa lumpur dari hasil limbah nantinya dapat dibuat bata.

"Katanya di kecamatan itu ada grup tertentu, kami akan kerja sama dengan kelompok itu," imbuhnya.

Ia menyebutkan, kapasitas alat pengolahan lumpur ini mencapai 3,2 ton/jam untuk 2 alat yang tersedia. Prosesnya diawali dengan sludge basin atau bak penampungan lumpur. Setelah itu masuk ke dalam decanter yang merupakan pemisah komponen padatan dan air dalam lumpur. Tahap berikutnya di conveyor yang berupa lintasan panjang dan banyak putaran untuk mengangkut lumpur dari decanter ke dump truck. Pengolahan lumpur berakhir di dump truck yang akan mengangkut lumpur yang sudah tidak bisa digunakan. Sejauh ini lumpur baru dimanfaatkan untuk melakukan pengurukan. (beritajakarta.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home