Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 09:13 WIB | Kamis, 29 Desember 2016

Aksi Simpatik Jokowi Hadapi Warga NTT yang Halangi Mobilnya

Presiden Jokowi menyerahkan sertifikat tanah kepada warga, di Lapangan Sepakbola Desa Silawan, Kabupaten Belu, NTT, Rabu (28/12) siang. (Foto: BPMI/setkab)

KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo menunjukkan aksi simpatik tatkala berhadapan dengan warga Nusa Tenggara Timur (NTT) eks pengungsi Timor Timur (Timtim, kini Timor Leste) saat ia melakukan lawatan ke Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jokowi menghentikan mobil yang membawanya, memanggil warga eks Timtim yang mengadang mobilnya tersebut dan menyalaminya.

Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu (28/12) saat sejumlah warga eks pengungsi Timtim yang berdomisili di kamp pengungsian dan resetlemen di wilayah Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tengah berusaha menyampaikan surat permohonan bantuan untuk mengubah kondisi kehidupan yang mereka alami.

Sebagaimana dilaporkan Antara, beberapa tokoh masyarakat sudah bersiap menanti kedatangan kendaraan yang ditumpangi Jokowi dengan maksud melakukan pengadangan.

"Saya dengan beberapa tokoh masyarakat lakukan pengadangan dengan sebuah spanduk bertuliskan `kami warga eks pengungsi Timor Timur merindukan kedatangan Bapak," kata salah seorang tokoh warga pengungsi eks Timor Timur di Atambua, Mariano Parada di Belu, Rabu (28/12).

Ia menceritakan, pengadangan dilakukan sesaat setelah kendaraan Presiden hendak menuju ke Bandara AA Beretalo di Atambua setelah dari Motaain untuk selanjutnya menuju Motamasin.

"Saat itu pak Presiden melihat kami, lalu Pak Presiden hentikan mobil dan memanggil saya. Saya lalu berlari mendekati mobil Pak Presiden mencium tangannya dan menyerahkan surat itu langsung ke tangan beliau," kata dia berceritera.

"Kami warga Indonesia eks pengungsi Timor Timur tanpa rumah dan lahan garapan untuk hidup. Kami berharap Pak Presiden dan Ibu Negara bisa membantu mengubah kehidupan kami," kata dia, mengungkapkan keluh-kesah yang ingin ia sampaikan kepada presiden.

Isi surat yang dia sampaikan kepada Jokowi adalah sebagai berikut:

`Kepada Yth.Bapak Presiden RI Joko Widodo Yang Kami Cintai dan Ibunda Negara yang Kami Kasihi

Salam hormat dan permohonan maaf sebesar-besarnya sebelumnya kami menyampaikan kepada Bapak Presiden dan Ibunda Negara karena telah lancang menulis dan mengirim surat ini sehingga telah mengganggu tugas Bapak Presiden dan Ibunda Negara.

Bapak Presiden dan Ibunda Negara yang kami Kasihi

Apa yang kami sampaikan ini merupakan suara perempuan dan laki-laki serta anak-anak yang masih tinggal di kamp-kamp. Suara orang tanpa tanah, tanpa rumah, tanpa kepastian masa depan. Suara petani perempuan dan laki-laki serta anak-anak di settlement-settlement tanpa lahan garapan untuk hidup. Hingga saat ini, 17 tahun sudah kami WNI Eks Pengungsi Timor-Timur bertahan hidup dalam keterbatasan.

Bapak Presiden dan Ibunda Negara yang kami Kasihi

Kami mohon Bapak Presiden dan Ibunda Negara untuk berkenan memikirkan dan mau melakukan sesuatu, karena kami yakin dan percaya niat, ketulusan dan kesederhanaan Bapak Presiden dan Ibunda Negara dapat membantu, merubah dan menyelematkan kami dari penderitaan yang selama ini kami alami.

Terima kasih. Atambua, 28 Desember 2016 Hormat Kami, 1. Jeka Pereira 2. Saturmino Do Rosario 3.Celestino Goncalves 4. Carlos Goncalves 5. Mariano Parada.

Mariano mengatakan setelah ia menyerahkan surat tersebut, petugas pengamanan khusus Paspampres langsung memintanya untuk mundur. Lalu kendaraan presiden melanjutkan perjalanan ke bandara di ufuk Timur Pulau Timor itu.

Jokowi berada di NTT  dalam rangka lawatan ke Kabupaten Belu, untuk meresmikan Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Rabu (28/12).

Menurut Mariano, surat yang ditulis itu adalah refleksi kehidupan seluruh warga eks pengungsi Timor Timur yang memilih bertahan demi kecintaannya untuk NKRI pascakalah jajak pendapat 17 tahun silam itu.

Dia berharap dengan diterimanya surat pengeluhan kami warga eks pengungsi Timor Timur itu, akan ada langkah konkret pemerintah untuk kami yang masih bertahan, demi merah putih di daerah ini.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home