Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 11:39 WIB | Selasa, 21 Januari 2014

Aktivitas Gunung Sinabung Masih Tinggi

Lava pijar mengalir dari puncak Gunung Sinabung dilihat dari Desa Perteguhan, Karo, Sumut, Sabtu (18/1) malam. Letusan gunung tersebut menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian di sekitar kaki gunung itu tertutup abu vulkanik. (Foto: Antara)
MEDAN, SATUHARAPAN.COM - Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Dr Ir Surono, mengatakan bahwa aktivitas Gunung Sinabung masih sangat tinggi dan tidak ada yang bisa memprakirakan kapan berhenti.
 
"Tak ada yang bisa memprediksi, aktivitasnya masih amat tinggi. Maklumlah, sudah lama gunung ini tertidur, jadi jangan kaget setelah bangun seperti ini," kata Surono Senin (20/1) di pos pemantauan Gunung Sinabung.
 
Meski begitu, mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBG) minta warga tidak panik karena material gunung Sinabung tidak sebanyak Gunung Merapi. 
 
"Kami imbau kepada warga untuk tetap bertahan di pengungsian. Karena aktivitasnya masih sangat tinggi," kata dia.
 
Pengungsi Rentan
 
Berdasar data dari tim tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung sebanyak 2.645 pengungsi pengungsi masuk kategori usia rentan penyakit dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kesehatan.

Ketua Media Centre Tim Tanggap Darurat Jhonson Tarigan di Kabanjahe, Selasa (21/1), mengatakan, kerentanan itu muncul karena 2.645 pengungsi itu merupakan kelompok lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan bayi.

"Lansia 1573 orang, ibu hamil 203 orang, dan bayi 869 orang," katanya.

Secara keseluruhan, kata Tarigan, jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung mencapai 28.536 jiwa atau 8.967 kepala keluarga berdasarkan pendataan hingga Senin (20/1) sore.

 
Dahlan Iskan
 
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyaksikan langsung dua kali erupsi Sinabung ketika di sela-sela kunjungan ke sejumlah lokasi pengungsian di Kabupaten, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (21/1).

Dahlan Iskan menyaksikan erupsi pertama pada Selasa dini hari sekitar pukul 05.00 WIB, ketika mengunjungi Desa Naman di Kecamatan Namanteran.

"Di sana terlihat apinya keluar dan asap yang hitam sekali, asapnya tinggi," katanya.

Sedangkan erupsi kedua disaksikan pada pukul 10.10 WIB, ketika mengunjung pengungsi Sinabung di Paroki Katolik di Kecamatan Kabanjahe.

Di Paroki Katolik tersebut, Dahlan Iskan menyaksikan erupsi bersama puluhan pengungsi, wartawan, dan pejabat BUMN yang mendampingi kunjungan itu.

Ketika dipertanyakan tentang usulan agar erupsi Gunung Sinabung dinyatakan sebagai bencana nasional, Dahlan Iskan mengaku tidak dapat memberikan pendapatnya.

"Saya tidak berkompeten menjawab itu. Mengenai definisi bencana nasional, sudah ada yang ahli," ucapnya.

Menurut dia, masyarakat sebaiknya tidak terjebak pada kategori atau status bencana yang sedang dihadapi, tetapi lebih fokus pada penanganan yang diberikan, terutama terhadap masyarakat yang mengungsi.

"Menurut saya (penanganan erupsi Sinabung) ini bagus," kata mantan Dirut PLN tersebut. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home