Andai Waktu Sebuah Lingkaran

SATUHARAPAN.COM -- ”Dalam dunia di mana waktu adalah sebuah lingkaran,” papar Allan Lightman dalam bukunya Einstein’s Dreams (Mimpi-mimpi Einstein), ”setiap jabat tangan, setiap ciuman, setiap kelahiran, setiap kata akan berulang persis. Kesalahan yang manusia lakukan akan berulang secara persis dalam kehidupan  ini, sebagaimana kehidupan sebelumnya. Ketidakberuntungan yang berlipat inilah satu-satunya tanda bahwa waktu adalah suatu lingkaran. Karena itulah, di tiap kota, di larut malam, di jalan-jalan yang lengang, dan di balkon-balkon penuh dengan rintihan.”

Untunglah waktu bukan suatu lingkaran. Bayangkan! Andai waktu sebuah lingkaran, maka kesalahan dan kegagalan kita di masa lalu akan berulang. Jika tahun ini kita bangkrut, maka tahun depan pun kita akan bangkrut lagi. Jika tahun ini kita tidak naik kelas, maka tahun depan pun kita tidak akan naik kelas. Lalu, kapan lulusnya?

Jika hari ini kita makan tempe, maka besok pun kita akan makan tempe. Mungkin Anda berkata dalam hati, ”Jangan makan tempe dong!” Okelah, jika hari ini kita makan daging, maka besok pun kita akan makan daging, dan seterusnya-dan seterusnya. Apa nggak blenger!

Bahkan ketika seseorang terus hidup dalam kesuksesan, sebab waktu sebuah lingkaran, maka kemungkinan besar dia pun akan bosan. Beberapa waktu lalu kasus bunuh diri di Jepang meningkat tajam karena banyak orang tidak tahu lagi harus berbuat apa lagi sebab senantiasa berhasil dalam hidupnya. Akhirnya, hidup hanyalah rutinitas, dan itulah yang menyebabkan manusia menjadi bosan. Untunglah waktu bukan sebuah lingkaran.

Berkenaan dengan waktu, tepatlah kata Henry Ward Beecher (1813-1887): “Tahun yang lama telah berlalu. Biarlah semuanya berlalu. Biarkan ia pergi. Allah, dengan segala rencana-Nya yang mulia, telah membawa kita melaluinya. Semua telah berlalu… yang jahat telah berlalu; yang baik biarlah tinggal. Yang buruk telah binasa, tetapi yang baik akan bertahan.”

Nah, selamat tahun baru!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com