Loading...
RELIGI
Penulis: Ignatius Dwiana 18:37 WIB | Rabu, 05 Februari 2014

Arkeolog Inggris Menemukan Situs Penting di Tempat Kelahiran Abraham di Irak

Arkeolog Inggris menggali sebuah kompleks bangunan di dekat kota kuno Sumeria Ur, tempat kelahiran Abraham secara Alkitabiah. (Foto: al Arabiya)

IRAK, SATUHARAPAN.COM – Arkeolog Inggris dari Universitas Manchester menggali sebuah kompleks bangunan besar di Irak selatan. Bangunan itu berada di dekat kota kuno Sumeria Ur, tempat kelahiran Abraham secara Alkitabiah. Diperkirakan bangunan itu berusia sekitar empat ribu tahun.

Doktor Jane Moon merupakan salah satu arkeolog yang mengarahkan tim spesialis. Dia mengatakan foto satelit awal menunjukkan adanya bangunan penting di situs itu.

"Saya pikir penemuan penting ini merupakan situs itu sendiri dan bangunan besar yang ada di atasnya. Kami memiliki foto-foto satelit. Kami beruntung memiliki orang-orang ketika saya bekerja di sini sebelum tahun 70-an dan 80-an. Kamu tidak bisa mendapatkan foto-foto satelit. Jadi kami memiliki beberapa ide tentang apa yang telah kita punya, yang sangat besar, bisa jadi itu bangunan umum." kata Moon.

Dia menambahkan para arkeolog kini mempelajari bangunan itu dipakai ribuan tahun lalu.

"Ini akan menjadi menarik khususnya karena meskipun bangunan itu telah digali dahulu, itu adalah waktu yang lama dan tidak digali dengan menggunakan teknik modern. Jadi itulah yang sangat menarik dan kami mulai menelusuri sedikit demi sedikit ini dan kami baru mulai memahami apa yang tampak dan hal berikutnya yang kami ingin lakukan adalah untuk memahaminya."

Tim Universitas Manchester telah menandai ukuran situs itu sekitar 80 meter persegi. Tim itu membandingkannya dengan ukuran lapangan sepak bola dan memberi penanggalan sekitar 2000 sM. Tim dipimpin Doktor Jane Moon dan Profesor Stuart Campbell. Pekerjaan penggalian dimulai pada bulan April 2013 di situs Tell Khaiber, 40 kilometer jauhnya dari reruntuhan Ur Ziggurat.

Tim juga akan menganalisa sisa-sisa tanaman dan hewan yang ditemukan di situs untuk membantu rekonstruksi kondisi lingkungan dan ekonomi di wilayah berusia sekitar empat ribu tahun lalu.

Moon mengatakan banyak peninggalan purbakala akan terganggu dengan perkembangan pemukiman di situs itu. Sementara peneliti bertujuanmengembangkan pemahaman yang lebih jelas tentang kerangka waktu setiap artefak yang sebenarnya.

"Kami benar-benar bekerja pada tanggal awal milenium kedua sebelum Masehi, mungkin antara tahun 1900 dan 1750 ... tetapi kami tahu situs itu dihuni sebelum itu. Kami memiliki sedikit tembikar yang memberitahu kami bahwa ada pekerjaan setidaknya seribu tahun sebelumnya dan mungkin beberapa ribu sebelum itu bahkan. Namun bagian-bagian itu mungkin akan cukup substansial terganggu dengan pemukiman. Jadi itu mungkin pemukiman berikutnya yang akan memberitahu kami sebagian besar dari apa yang kami ingin tahu. Ini adalah waktu yang sangat signifikan, itu adalah waktu pergolakan politik yang hebat di Irak selatan." katanya kepada Reuters TV.

Ini adalah tim arkeologi pertama yang melakukan kerja penggalian di Irak selatan sejak 1980-an . Kerusuhan di kawasan itu menandakan bahwa banyak situs penting khusus warisan budaya Irak tetap tidak terjamah.

Moon mengatakan dia berharap pekerjaan mereka menarik perhatian internasional lebih luas.

"Kebanyakan orang berpikir berbahaya berada di sini dan benar-benar seperti yang kamu lihat, kami benar-benar aman. Kami ingin mendorong lebih banyak yang akan datang, dulu ada banyak, tetapi para arkeolog Irak, sebagus mereka, telah potong generasi masyarakat internasional, kami benar-benar ingin membantu mereka untuk menyambung kembali," katanya.

Para arkeolog mengatakan penelitian mereka akan memberi cahaya baru pada pemahaman modern dari Ur , negara-kota pertama dan pusat perdagangan. Ur  ditemukan pada tahun 1920 dan 1930-an. (al Arabiya)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home