AS Akan Tarik Pasukan dari Afganistan dalam 14 Bulan
DOHA, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat dan NATO akan menarik semua pasukan di Afghanistan dalam 14 bulan jika Taliban menjalankan komitmennya, menurut pernyataan bersama yang diumumkan oleh pemerintah AS dan Afghanistan pada Sabtu (29/2).
"Koalisi akan menyelesaikan penarikan pasukan yang tersisa dari Afghanistan dalam 14 bulan setelah pengumuman pernyataan bersama ini dan kesepakatan AS-Taliban...tergantung dengan pemenuhan Taliban atas komitmennya di bawah kesepakatan AS-Taliban," kata pernyataan itu.
AS akan berinisiatif mengurangi pasukannya di Afghanistan hingga 8.600 dalam 135 hari dihitung dari kesepakatan AS-Taliban.
Reuters melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kesepakatan itu tak berarti apa-apa bila tindakan nyata tak dijalankan berdasarkan komitmen dan janji.
Pompeo mengatakan Taliban telah memperlihatkan bahwa mereka akan berdamai selama masa pengurangan kekerasan.
Kepada Taliban, Pompeo meminta untuk memutuskan hubungan dengan Al Qaeda dan tetap memerangi ISIS.
Pompeo juga meminta Taliban untuk menerima kemajuan yang telah dicapai perempuan di Afghanistan sejak 2001.
Sebelumnya, Deputi pemimpin Taliban mengatakan kelompoknya akan segera menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk mengurangi kekerasan, seraya menambahkan bahwa para komandan militer sepenuhnya bertekad untuk mematuhi kesepakatan "bersejarah" itu.
"Bahwa kami saat ini berdiri di ambang kesepakatan perdamaian bersama AS bukanlah kejadian bersejarah yang remeh," Sirajuddin Haqqani menulis dalam sebuah artikel opini di The New York Times, dalam pernyataan publik pertama yang signifikan oleh seorang pemimpin Taliban tentang kesepakatan pengurangan kekerasan.
Kesepakatan itu, yang terjadi selama perundingan AS dan perwakilan Taliban di Qatar, dapat mengarah pada penarikan pasukan dari Afghanistan.
"Meraih kemungkinan kesepakatan, menjamin keberhasilannya dan mencapai perdamaian langgeng akan tergantung pada kepatuhan yang sama cermatnya dari AS mengenai komitmen masing-masing," tulis Haqqani yang juga kepala Jaringan Haqqani yang terkait Pakistan.
Benturan antara pasukan Afghanistan dan petempur Taliban berlanjut namun penjabat menteri dalam negeri Afghanistan mengatakan pada Selasa kesepakatan untuk mengakhiri kekerasan akan diperjuangkan.
Haqqani juga menyebut ketakutan tentang Afghanistan sekali lagi menjadi batu loncatan bagi militan, seraya mengatakan kekhawatiran yang demikian itu "berlebihan".
Terkait bagaimana hak-hak perempuan di Afghanistan akan ditegakkan jika pasukan asing hengkang, Haqqani menggambarkan bahwa dalam "Sistem Islam", "hak-hak wanita dijamin oleh Islam dari hak pendidikan sampai hak bekerja dilindungi."
Haqqani menekankan dalam artikel itu perlunya penarikan seluruh pasukan asing. Para pejabat di Afghanistan dan AS mengatakan sejumlah tertentu pasukan akan tinggal di negara itu untuk menjamin stabilitas. (Reuters)
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...