Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:12 WIB | Kamis, 30 September 2021

AS: Dalam Beberapa Bulan, Al-Qaeda dan ISIS Akan Bangkit di Afghanistan

Foto bertanggal 1 September 2021, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama pengarahan dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin di Pentagon di Washington. (Foto: dok. AP/Susan Walsh)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ada “kemungkinan nyata” bahwa Al-Qaeda atau ISIS dapat menyusun kembali kekuatan di Afghanistan dalam enam hingga 36 bulan ke depan, setelah Taliban menguasai negara itu, kata Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Jenderal Mark Milley, hari Rabu (29/9).

“Ini kemungkinan yang nyata dalam waktu yang tidak terlalu lama, 6, 12, 18, 24, 36 bulan jangka waktu semacam itu untuk pemulihan Al-Qaeda atau ISIS dan itu adalah tugas kami sekarang. Anda tahu, dalam kondisi yang berbeda, tetapi ini adalah tugas kami, tugas untuk terus melindungi warga Amerika dari serangan dari Afghanistan,” kata Milley dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata di Kongres.

Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, setuju dengan penilaian Milley, dan mengatakan: “Al-Qaeda telah terdegradasi dari waktu ke waktu. Sekarang, organisasi teroris mencari ruang yang tidak diatur sehingga mereka dapat melatih dan melengkapi diri dan berkembang di sana, jelas ada kemungkinan bahwa itu bisa terjadi di sini, di masa depan.”

Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban telah berupaya mendapatkan pengakuan internasional atas pemerintahnya, menjanjikan bahwa negara itu tidak akan menjadi surga teroris atau landasan peluncuran untuk serangan teroris di negara lain.

Namun, komunitas dunia tetap skeptis, dan tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan dan Gedung Putih bulan lalu telah menolak kesempatan untuk mengakui legitimasi pemerintah Taliban oleh AS atau sekutunya.

Sidang tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan mengungkapkan bahwa pejabat pertahanan melihat runtuhnya pemerintah Afghanistan.

Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie, mengatakan dia percaya "untuk beberapa waktu" bahwa jika AS mengurangi penasihat militernya di Afghanistan di bawah jumlah tertentu, pemerintah Kabul dan militernya pasti akan runtuh dan bahwa keputusan penarikan pasukan oleh Presiden Joe Biden adalah "paku lain di peti mati" dari upaya perang 20 tahun di Afghanistan.

Austin mendukung penilaian pejabat Pentagon dan mengatakan bahwa setelah AS setuju untuk menghentikan serangan udaranya terhadap Taliban sebagai bagian dari perjanjian Doha, “Taliban menjadi lebih kuat, mereka meningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan Afghanistan kalah, banyak kehilangan orang setiap pekan.” (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home