Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:56 WIB | Selasa, 23 September 2014

AS dan Mitra Lancarkan Serangan Udara Lawan NIIS

Pesawat tempur Rafale milik Prancis melancarkan serangan udara di Irak, Jumat (19/9). (Foto : AP/Haaretz)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara mitra pertama kalinya melancarkan serangan udara yang menargetkan Negara Islam dan Irak dan Suriah (NIIS) di Suriah, kata Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) hari Senin (22/9), serangan ini menandai kemajuan baru melawan milisi NIIS.

“Saya mengonfirmasi militer AS dan pasukan negara mitra sedang melakukan aksi militer melawan teroris NIIS menggunakan pasukan, pesawat pengebom dan misil Tomahawk,” kata Sekretaris Pers Pentagon Laksamana Muda John Kirby. “Operasi militer sedang berlanjut, kami tidak bersedia memberikan detail operasi,” tambah Kirby.

Sumber pejabat AS mengatakan kepada Reuters negara mitra dari Arab telah membantu serangan udara. Sumber itu menolak menyebutkan negara Arab mana yang membantu dan peranan mereka dalam serangan ini. Tapi ABC melaporkan satu sumber diplomatik telah mengidentifikasi negara yang membantu serangan adalah Yordania, Arab Saudi, Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab.

Menurut ABC, lebih dari 20 lokasi telah menjadi target, yang merupakan basis NIIS di Raqqa di Suriah Utara.

Obama telah memerintahkan serangan udara melawan NIIS hampir dua pekan lalu dan mengarahkan rencana perang AS yang dibantu Pusat Komando Militer AS. Tapi Obama menangguhkan rencana itu karena diplomat AS lebih mengutamakan membangun koalisi.

Sebelumnya, Reuters melaporkan Presiden Barack Obama ingin negara Arab berpartisipasi dalam serangan udara melawan NIIS, dalam rangka memperluas kampanye militer ke Suriah.

Dua pejabat, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan partisipasi negara Arab sangat penting bagi Obama untuk memperluas kampanye militer AS ke Suriah dan Irak, AS telah melakukan 190 serangan hari Senin (22/9).

Beberapa negara Arab telah menawarkan diri untuk bergabung dalam serangan udara AS melawan NIIS, kata sumber pejabat senior kepada Reuters hari Minggu (14/9).

Hari Senin (22/9), AS menolak proposal yang diajukan Iran, yang akan bekerja sama melawan NIIS dengan syarat mengurangi pengawasan program nuklir Iran.

Prancis Tolak Lancarkan Serangan Udara

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menyatakan pada Senin (22/9) negaranya tidak akan melancarkan serangan udara lagi melawan milisi NIIS yang berpusat di Suriah, walaupun Prancis telah menghancurkan target NIIS di utara Irak pekan lalu.
Prancis merupakan negara pertama yang bergabung dengan AS melancarkan aksi militer melawan NIIS, menyebabkan pengungsi Kurdi menyeberangi perbatasan Turki.

Ditanya mengapa Prancis mengirimkan pesawat pengebom di Mosul, Irak utara dan bukan menyerang basis NIIS di Suriah, Fabius menjawab pemerintahnya lebih berusaha melindungi Baghdad dengan melancarkan serangan udara di utara Irak.

Fabius menegaskan posisi Prancis yang akan terus mendukung oposisi moderat di Suriah yang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, namun “presiden Prancis telah mengatakan kita tidak melakukan serangan udara di Suriah, seperti yang terjadi di Irak,” kata Fabius.

Fabius berkomentar di tengah permintaan oposisi Suriah untuk melancarkan serangan udara melawan NIIS yang menguasai desa-desa di utara Irak.

"Kita harus memulai serangan udara yang teratur di Suriah,” kata Presiden Koalisi Nasional Suriah Hadi Al-Bahra dalam konferensi pers. (Haaretz/Alarabiya.net)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home