Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:23 WIB | Kamis, 10 Maret 2022

AS: Rusia Gunakan Bom Bodoh, Banyak Warga Sipil Jadi Korban

Seorang pria mengendarai sepeda di depan gedung apartemen yang rusak akibat penembakan Rusia di Mariupol, Ukraina, hari Rabu, 9 Maret 2022. Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, kata pejabat Ukraina. (Foto: AP/Evgeniy Maloletka)

WASHINHGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat telah melihat indikasi bahwa militer Rusia dalam serangannya di Ukraina menggunakan apa yang disebut sebagai “bom bodoh” yang tidak terarah dan sangat meningkatkan risiko target yang hilang, kata seorang pejabat senior pertahanan AS, hari Rabu (9/3).

“Kami memiliki indikasi bahwa Rusia sebenarnya menjatuhkan beberapa amunisi bodoh,” kata pejabat itu kepada wartawan, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan bahwa AS mengamati “peningkatan kerusakan infrastruktur sipil dan korban sipil.”

Komentar itu muncul tak lama setelah Ukraina menuduh Rusia pada Rabu mengebom sebuah rumah sakit anak-anak di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. Setidaknya 1.170 warga sipil telah tewas di Mariupol sejak dimulainya invasi Rusia, menurut pihak berwenang Ukraina. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi angka-angka itu.

Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan mereka menggunakan amunisi presisi dalam "operasi militer khusus" di Ukraina, dan mengenai sasaran militer.

Tetapi penggunaan amunisi yang tidak terarah di lingkungan perkotaan, jika dikonfirmasi, akan memperkuat tuduhan tentang pengabaian Rusia terhadap korban sipil.

Pejabat Ukraina semakin keras menuduh Rusia sengaja menargetkan warga sipil dalam invasi dua pekan ke negara itu, konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Pejabat AS menolak untuk menghitung penggunaan amunisi terarah oleh Rusia dan tidak dapat mengatakan apakah serangan rumah sakit pada hari Rabu adalah akibat dari penggunaannya. "Kami tidak memiliki visibilitas ke dalam proses penargetan mereka," kata pejabat itu.

Para pemimpin badan mata-mata AS mengatakan pada hari Selasa (8/3) bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengintensifkan serangan terhadap Ukraina meskipun terjadi kemunduran militer dan kesulitan ekonomi akibat sanksi internasional. Mereka menyiapkan "beberapa pekan ke depan yang buruk." Mereka memperkirakan 2.000 hingga 4.000 tentara Rusia tewas.

Setelah dua pekan, pasukan Rusia kehilangan penggunaan beberapa ratus kendaraan, banyak di antaranya hancur. Kremlin mempertahankan penggunaan lebih dari 90 persen kekuatan tempur tahap awal yang telah mereka kumpulkan di luar Ukraina sebelum invasi dimulai, kata pejabat itu.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 150.000 pasukan di luar Ukraina, tetapi sebagian besar kampanyenya di utara terhenti pada hari-hari awal dan gagal melaksanakan rencana untuk segera merebut Kiev, ibu kota nUkraina, kata pejabat AS.

Secara terpisah, pejabat itu mengatakan pasukan Rusia telah maju menuju kota Kharkiv di Ukraina timur. Itu tampaknya mengkonfirmasi pernyataan wali kota kota itu, yang sebelumnya pada hari Rabu mengatakan pasukan Rusia berkumpul kembali dan menggambarkan situasinya sebagai sangat tegang. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home