Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:21 WIB | Kamis, 10 Maret 2022

Negosiasi Ukraina-Rusia Hanya Meraih Sedikit Kemajuan

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Rusia dan Ukraina selama demonstrasi anti perang di depan kedutaan Rusia di Jakarta pada 4 Maret 2022, untuk meminta Rusia menghentikan invasi mereka ke Ukraina. (Foto: AFP)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan putaran ketiga antara delegasi dari Rusia dan Ukraina berakhir hari Senin (7/3) dengan Keiv mengutip sedikit kemajuan dalam pembukaan koridor kemanusiaan.

“Kami telah mencapai beberapa hasil positif kecil mengenai logistik koridor kemanusiaan,” kata penasihat presiden Mikhailo Podolyak men-tweeted setelah pembicaraan berakhir di Belarusia.

Dia mengatakan konsultasi "intensif" telah berlanjut pada isu-isu utama mengamankan gencatan senjata dalam pertempuran di Ukraina.

Namun kepala negosiator Rusia, Vladimir Medinsky, mengatakan dalam sambutan yang disiarkan televisi bahwa "harapan kami dari negosiasi tidak terpenuhi".

“Kami berharap lain kali kami dapat mengambil langkah maju yang lebih signifikan,” tambahnya. Medinsky mengatakan bahwa dia berharap rute pelarian warga sipil akan dibuka Selasa (8/3) tetapi menekankan bahwa masih terlalu dini untuk memastikannya.

“Kami berharap mulai besok, koridor-koridor ini akhirnya mulai berfungsi. Pihak Ukraina telah memberikan jaminannya,” katanya. "Tapi masih terlalu dini untuk membicarakan sesuatu yang positif."

Delegasi Rusia lainnya, Leonid Slutsky, kepala komite urusan luar negeri parlemen, mengatakan: “Kami berharap pembicaraan akan dilanjutkan dengan cepat.”

"Tapi kami tidak akan menghibur diri dengan ilusi bahwa hasil akhir akan dicapai pada langkah berikutnya."

Selama pembicaraan putaran kedua pekan lalu, Ukraina dan Rusia sepakat untuk membuat koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.

Namun pada hari Senin, Ukraina menolak tawaran Moskow untuk koridor kemanusiaan dari empat kota Ukraina yang akan mengarah ke Rusia dan Belarusia.

Tentara Rusia mengatakan sedang membuka koridor kemanusiaan dari kota Kharkiv, Kiev, Mariupol dan Sumy untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan proposal Rusia "bukan pilihan yang dapat diterima". Warga sipil Ukraina "tidak akan pergi ke Belarusia dan kemudian naik pesawat ke Rusia," katanya.

Putaran pertama pembicaraan diadakan pada 28 Februari, hari kelima serangan Kremlin. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home