Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 13:14 WIB | Minggu, 23 Februari 2014

AS Siap Kerjasama dengan Rusia dan Eropa untuk Perdamaian Ukraina

Jay Carney. (Foto: voiceofrussia.com/EPA)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - AS mendesak untuk menghentikan kekerasan dan memulai reformasi demokrasi di Ukraina, kata sekretaris Gedung Putih Jay Carney pada hari Sabtu (22/2). AS siap untuk bekerja sama dengan Rusia dan Uni Eropa untuk mendukung kesatuan Ukraina.

Carney mengatakan bahwa AS menentang kekerasan oleh kedua pihak dan mendukung dialog demokratis dan damai, bertindak sesuai dengan Konstitusi Ukraina dan melalui lembaga-lembaga pemerintah.

AS bermaksud untuk bekerja sama dengan sekutu-sekutunya, Rusia, organisasi Eropa dan internasional, sehingga dapat mendukung kekuatan, kemakmuran, kesatuan dan demokrasi Ukraina.

"Kami telah secara konsisten menganjurkan de-eskalasi kekerasan, perubahan konstitusi, pemerintahan koalisi, dan pemilu lebih awal. Dan perkembangan saat ini bisa menggerakkan kita lebih dekat ke tujuan itu," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Gedung Putih memuji "kerja konstruktif" parlemen Ukraina, yang menyatakan Presiden Viktor Yanukovich secara konstitusional tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memutuskan diadakan pemilu awal pada 25 Mei setelah terjadi penindasan dengan kekerasan pada demonstran di Kiev. 

Yanukovich meninggalkan ibukota dan mengatakan tindakan parlemen tersebut ilegal, "kudeta."

Gedung Putih mendesak diakhirinya kekerasan oleh semua pihak dan berharap Yulia Tymoshenko (pemimpin oposisi) diharapkan dapat cepat sembuh dengan perawatan medis yang tepat.

Kejatuhan Yanukovich yang pro-Rusia tampak jelas setelah terjadi aksi kekerasan yang menewaskan 77 orang di Kiev dan mengubah pusat ibukota menjadi neraka.

Kesepakatan Perdamaian Ukraina di Bawah Ancaman

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada hari Sabtu bahwa kesepakatan damai yang ditandatangani di Ukraina telah "sangat terdegradasi oleh ketidakmampuan kekuatan oposisi 'atau kurangnya keinginan" untuk menghormati itu, kata kementerian tersebut.

"Kelompok-kelompok ekstremis illegal menolak melucuti senjata dan bahkan membawa Kiev di bawah kendali mereka dengan diam-diam dari pemimpin oposisi," kata Lavrov pada Kerry melalui telepon, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Lavrov "mengingatkan" Kerry bahwa Presiden Vladimir Putin telah mendesak Presiden AS Barack Obama selama perbincangan sebelumnya supaya "menggunakan setiap kesempatan untuk menghentikan tindakan ilegal radikal dan mengembalikan situasi sesuai konstitusi", kata dia. (voiceofrussia.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home