Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:49 WIB | Jumat, 25 September 2015

Asosiasi Minta Transaksi Bongkar Muat Gunakan Rupiah

Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta Timur. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah asosiasi meminta pemerintah untuk menetapkan transaksi bongkar muat di pelabuhan menggunakan mata uang rupiah untuk menekan biaya logistik sehingga dapat menimbulkan kepastian berusaha.

"Transaksi bongkar muat di pelabuhan ini kita minta ditetapkan menggunakan rupiah, bukan dolar AS yang dikonversikan ke rupiah," kata Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita saat konferensi Pers "Indonesia Transport, Supply Chain and Logistic (ITSCl) & Intralogistics (ILI)" di Jakarta, Rabu (23/9).

Zaldy menilai bahwa dengan kondisi nilai tukar rupiah yang terus tidak menentu membuat ketidakpastian terhadap biaya operasional setiap harinya bagi pelaku usaha.

"Kalau pembayarannya ditetapkan rupiah, misalnya, satu kontainer tarif bongkar muat Rp2 juta, ya sudah Rp 2 juta saja, kalau pakai dolar pasti ada hedge Rp 100-200 untuk menjaga fluktuasi nilai tukar itu," keluhnya.

Menurutnya, jika pembiayaan bongkar muat tetap menggunakan dolar maka biaya operasional dan biaya logistik akan semakin tinggi.

Dalam kesempatan yang sama, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan tarif yang dipatok di pelabuhan tinggi hingga Rp 17.000 per dolar AS untuk mengantisipasi fluktuasi dolar karena barang baru dinaikkan ke kapal jangka waktunya dua minggu hingga satu bulan kemudian.

"Dalam jangka waktu menunggu barang dinaikkan itu dolar berfluktuasi, jadi agen menetapkan tarif tinggi ke pemilik barang, ini yang menyebabkan biaya logistik mahal," kata dia. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home