Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 17:36 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Atlet di Kontingen Negara Pengungsi akan Ditambah

Hanan Dacka (kaus kuning putih, tengah), perempuan berusia 12 tahun yang juga pengungsi asal Suriah yang memegang api Olimpiade saat arak-arakan api Olimpiade di sebuah jalan raya di kota Brasilia, Brasil. Hanan adalah salah satu atlet yang berpartisipasi dalam arak-arakan api Olimpiade, api tersebut dibawa puluhan atlet lainnya melintasi banyak kota di Brasil, dalam rangka menyambut Brasil sebagai tuan rumah Olimpiade 2016. (Foto: unhcr.org)

LAUSANNE, SATUHARAPAN.COM – IOC atau Komite Olimpiade Internasional akan menambah jumlah  atlet  yang akan memperkuat kontingen khusus yakni kontingen negara  pengungsi di Olimpiade 2016.

Menurut Good Magazine, hari Selasa (14/6)  pengungsi dari berbagai bangsa yang menjadi pemberitaan berbagai media besar dunia  sudah lama diwacanakan untuk ditandingkan di Olimpiade Rio De Janeiro, Agustus 2016.

Walau dalam catatan sejarah ini bukan pertama kalinya isu geopolitik menyebabkan terbentuknya kontingen baru dalam pesta olahraga musim panas dunia. Jumlah atlet dari negara-negara pengungsi yang akan berpartisipasi sebanyak sepuluh atlet, mereka berasal dari Suriah, Etiopia, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo.

Atlet dari negara pengungsi  tersebut, akan berpartisipasi di berbagai cabang olahraga antara lain atletik, berenang, dan judo.

Presiden IOC Thomas Bach berharap kontingen  akan tetap bersemangat berlomba walau saat ini di Eropa tengah terjadi krisis pengungsi internasional, yang  menyebabkan diskusi panas  di  dunia, antara lain dengan Uni Eropa yang mulai melakukan pembatasan jumlah pengungsi dari Afrika Utara, salah satunya karena Jerman melaporkan adanya lonjakan tingkat kejahatan.

Bach menjelaskan dengan dibentuknya kontingen pengungsi tersebut merupakan salah satu cara dunia internasional untuk memahami pengungsi dari sudut pandang yang berbeda.

“Pengungsi ini tidak memiliki rumah, tidak ada tim, tidak ada bendera, tidak ada lagu kebangsaan. Kami akan menawarkan mereka sebuah rumah di Desa Olimpiade bersama-sama dengan semua atlet dunia,” kata Presiden IOC Thomas Bach dalam pertemuan dewan eksekutif di Lausanne, Swiss, seperti diberitakan Al Jazeera, hari Senin (13/6).

Daftar atlet yang berasal dari negara pengungsi  antara lain, perenang putra Suriah, Rami Anis (25 tahun),  judoka putri asal  Republik Demokratik Kongo,  Yolande Mabika (28 tahun),  pelari putra Sudan jarak 1.500 meter Paulo Amotun Lokoro (24 tahun) ,  perenang putri gaya bebas 200 meter asal Suriah, Yusra Mardini (18 tahun).

Kemudian ada pelari putra jarak 800 meter asal Sudan Selatan, Yiech Pur Biel ( 21 tahun),  pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan,  Rose Nathike Lokonyen (23 tahun),  pejudo putra Republik Demokratik Kongo, Popole Misenga (24 tahun), pelari marathon asal Etiopia, Yonas Kinde (36 tahun), pelari  putri jarak 1.500 meter asal Sudan Selatan,   Anjelina Nadai Lohalith (21 tahun),  pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan, James Nyang Chiengjiek (28 tahun).   (good.is/aljazeera.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home