Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 17:05 WIB | Jumat, 09 September 2016

Atlet Legendaris Indonesia Nostalgia Saat Bawa Api PON

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, menyerahkan api Pekan Olahraga Nasional (PON) kepada pasukan pembawa api di Pendopo Indramayu, Jawa Barat, Senin (5/9). Api PON tersebut diambil dari sumber api alam yang ditemukan pada tahun 1820 saat eksplorasi minyak. (Foto: Antara/Dedhez Anggara)

GARUT, SATUHARAPAN.COM – Mantan pelari putra Indonesia, Saripudin menceritakan saat dia berpartisipasi pada kejuaraan dunia cross country di Boston Amerika Serikat, pada 1992.

Beberapa saat setelah dia membawa rangkaian api obor Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, hari Kamis (8/9), di Garut, Jawa Barat, Saripudin mengaku saat itu bangga mampu menjadi perwakilan Indonesia dalam kejuaraan dunia di cabang olahraga atletik.

"Waktu kejuaraan di sana pas musim salju, jadi ada hambatan dan tantangan bagi saya, meskipun ke 21, tapi saya bangga menjadi perwakilan Indonesia," kata pria usia 47 tahun itu.

Saat mewakili Indonesia di kejuaraan yang berlangsung di Amerika Serikat tersebut dia meraih peringkat ke-21.

Saripudin membawa Api PON didampingi mantan atlet balap sepeda, Cecep Epriandi.

Dia bersama tim pengiring lainnya menerima Api PON dari Kabupaten Tasikmalaya di Jalan Raya Garut-Tasikmalaya, Kecamatan Cilawu, untuk selanjutnya dibawa ke Pendopo.

Api PON tersebut dia bawa untuk diserahkan kepada Bupati Garut Rudy Gunawan untuk disemayamkan di Babancong sebuah bangunan tua peninggalan zaman Belanda.

Setelah semalam diinapkan di Babancong, Api PON kembali diserahkan oleh Bupati Garut kepada Saripudin untuk selanjutnya dibawa ke Simpang Lima, Garut, hari Jumat (9/9).

Rombongan pengantar Api PON dari Garut menyerahkan api abadi tersebut kepada panitia Kirab Api PON untuk melanjutkan perjalanan kirab menuju Kabupaten Sumedang.

Saripudin mengungkapkan perasaan bangga dan merasa terhormat mendapat kesempatan membawa Api PON tersebut.

Ia berharap semangatnya itu menjadi contoh bagi generasi muda di Garut untuk terus berprestasi, dan tidak mudah menyerah.

Saripudin juga berharap para atlet dalam pesta olahraga nasional itu dapat menjunjung tinggi kejujuran dan tidak bermain dengan curang.

"Harus menunjukan yang terbaik, secara terhormat dan jangan curang," kata dia. (Ant).

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home