Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 07:11 WIB | Rabu, 30 September 2020

Bank Dunia: Akibat COVID-19, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Terendah Sejak 1967

Pasar terapung di Thailand. (Foto: dok. Ist)

TOKYO,  SATUHARAPAN.COM-Pandemi virus corona diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan paling lambat dalam lebih dari 50 tahun di Asia Timur dan Pasifik serta China, sementara sekitar 38 juta orang akan didorong kembali ke dalam kemiskinan, kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (28/9).

Bank Dunia mengatakan kawasan itu  tahun ini diproyeksikan tumbuh hanya 0,9%, tingkat pertumbuhan terendah sejak 1967.

Pertumbuhan di China diperkirakan mencapai 2% tahun ini, didorong oleh pengeluaran pemerintah, ekspor yang kuat dan tingkat infeksi virus corona baru yang rendah sejak Maret, tetapi tertahan oleh konsumsi domestik yang lambat.

Kawasan Asia Timur dan Pasifik lainnya diproyeksikan mengalami kontraksi 3,5%, kata Bank Dunia.

Pandemi dan upaya untuk menahan penyebarannya menyebabkan "pembatasan signifikan" terhadap kegiatan ekonomi, kata laporan itu. “Kesulitan domestik ini diperparah oleh resesi global yang dipicu pandemi, yang melanda ekonomi EAP (Asia Timur dan Pasifik) yang sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata,” katanya.

Negara-negara di kawasan ini mungkin perlu melakukan reformasi fiskal untuk memobilisasi pendapatan sebagai tanggapan terhadap dampak ekonomi dan keuangan dari pandemi, sementara program perlindungan sosial dapat membantu mendukung integrasi pekerja kembali ke dalam ekonomi, kata bank yang berbasis di Washington DC.

“Negara-negara yang memiliki program perlindungan sosial dan berfungsi dengan baik, dan infrastruktur implementasi yang baik pada masa pra COVID, dapat meningkat lebih cepat selama pandemi,” katanya.

Lonjalan Jumlah Kemiskinan

Guncangan ekonomi dari pandemi juga diperkirakan akan menyebabkan lonjakan kemiskinan, yang didefinisikan sebagai pendapatan sekitar US$ 5,50 (sekitar Rp 80.000) per hari, kata bank tersebut. Berdasarkan pengalaman masa lalu dan perkiraan produk domestik bruto terbaru, kemiskinan dapat meluas antara 33 juta hingga 38 juta orang, dan ini kenaikan pertama dalam 20 tahun.

Bank mengatakan bahwa 33 juta orang yang akan lolos dari kemiskinan, jika tidak ada pandemi akan tetap berada di sana tahun ini.

“Kawasan ini dihadapkan pada serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.

“Namun ada opsi kebijakan cerdas yang tersedia yang dapat mengurangi pengorbanan ini, seperti berinvestasi dalam pengujian dan kapasitas pelacakan, serta memperluas perlindungan sosial secara berkelanjutan yang mencakup masyarakat miskin dan sektor informal.” (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home