Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 08:52 WIB | Jumat, 13 Maret 2015

Bank Dunia Hentikan Operasi di Yaman karena Alasan Keamanan

Warga Yaman pendukung Syiah Huthi meneriakkan slogan menentang intervensi AS dan Arab Saudi, di ibukota Yaman, Sanaa, 6 Maret 2015 (Foto:Mohammed Huwais/AFP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Bank Dunia menghentikan kegiatannya di Yaman pada Kamis (12/3), akibat menurunnya secara tajam situasi keamanan seiring dengan pergulatan negara itu melawan pemberontak milisi Syiah.

Semua projek yang dibiayai oleh International Development Association, unit Bank Dunia untuk negara-negara termiskin di dunia, dan trust funds (dana amanah) yang dikelola Bank Dunia telah dihentikan, lembaga yang berbasis di Washington mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Bank Dunia mengatakan bahwa sebuah kajian, dimulai pada awal Februari, berpendapat bahwa "situasi di Yaman memburuk ke tingkat dimana Bank tidak lagi mampu melaksanakan manajemen yang efektif atas proyek-proyeknya."

Bank Dunia, yang telah menjanjikan lebih dari satu miliar dolar untuk membangun negara miskin, mengatakan bahwa pencairan dana kini ditangguhkan.

"Keputusan ini didasarkan pada penurunan signifikan dalam kemampuan staf Bank untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan mitra pemerintah, dan banyak lokasi projek menjadi tidak dapat diakses menghalangi fidusia penuh dan pengawasan manajemen."

Kantor Bank Dunia di Sanaa, ibukota Yaman, ditutup sementara pada pertengahan Februari dalam menanggapi penurunan keamanan.

Bank Dunia mengatakan akan terus memantau situasi di Yaman, menyoroti bahwa pihaknya tetap "berkomitmen penuh" untuk mendukung kebutuhan pembangunan negara itu dan akan melanjutkan operasinya di sana setelah kondisinya pulih kembali.

Sementara itu Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyetujui pinjaman 553 juta dolar AS kepada Yaman pada September lalu, mengatakan pada Kamis (12/3) bahwa mereka akan melanjutkan kerja sama dengan negara itu sementara memonitor dengan cermat situasi.

Milisi Syiah Huthi menguasai Sanaa pada bulan lalu. Presiden Abedrabbo Mansour Hadi melarikan diri dari tahanan rumah di ibukota bulan lalu dan melanjutkan kembali kekuasaannya dari kota kedua Aden.

Aden, merupakan ibukota independen Yaman Selatan sebelum bergabung dengan utara pada 1990, sebagian besar di tangan pasukan dan milisi yang setia kepada presiden. (Ant/AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home