Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Melki Pangaribuan 18:07 WIB | Jumat, 18 Oktober 2019

Bekasi Tiadakan CFD Pada Hari Pelantikan Presiden

Arsip Foto. Lalu lintas kendaraan di kawasan Jalan Ahmad Yani, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019). Pada hari pelantikan presiden Minggu, Bekasi meniadakan Hari Bebas Kendaraan di kawasan jalan itu. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto/foc)

BEKASI, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Bekasi meniadakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor pada Minggu, bertepatan dengan pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019--2024 yang menurut jadwal dilaksanakan di gedung MPR/DPR di Jakarta.

"Minggu pekan ini, tepatnya tanggal 20 Oktober 2019, kami meniadakan Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan) di sepanjang Jalan Ahmad Yani," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana di Bekasi, Jumat (18/10).

"Dikhawatirkan ada potensi gangguan kamtibmas jika tetap menggelar Car Free Day. Kemudian lalu lintas juga kemungkinan akan padat mengingat animo masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung prosesi pelantikan presiden dari dekat," ia menambahkan.​​​​​​​

Yayan mengatakan bahwa dinas sudah membuat surat edaran berkenaan dengan peniadaan sementara Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Dinas juga sudah memasang spanduk berisi informasi peniadaan kegiatan itu di jembatan penyeberangan orang yang ada di sepanjang Jalan Ahmad Yani.

"Juga di jalan protokol sekitar lokasi Car Free Day. Imbauan itu kami pasang agar pesan-pesan kepada masyarakat tersampaikan," kata Yayan.

"Peniadaan Car Free Day ini hanya untuk hari Minggu besok saja. Mulai pekan depan warga Bekasi bisa kembali menikmati Car Free Day seperti sebelumnya," katanya.​​​​

Saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor ditiadakan pada Minggu, warga Kota Bekasi dan sekitarnya bisa memanfaatkan fasilitas di Gelanggang Olah Raga dan area Hutan Kota Bekasi untuk berolahraga.

Bekasi Minta Rute LRT Diperpanjang Hingga Cikarang

Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta pengoperasian kereta api ringan atau Lintas Rel Terpadu (LRT) diperpanjang hingga Cikarang mengingat moda transportasi massal ini dinilai mampu menggantikan penggunaan kendaraan pribadi warganya yang hendak menuju Jakarta.

"Karena LRT ini digadang-gadang dapat mempersingkat waktu tempuh dari Cikarang ke Jakarta sehingga warga tak perlu lagi mengendarai kendaraan pribadi," kata Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Slamet Supriyadi di Cikarang, Jumat (18/10).

Slamet mengatakan pemerintah daerah telah meminta kepada Badan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan agar lintasan LRT diperpanjang hingga ke Cikarang.

"Sudah, kami sudah meminta ke BPTJ Kemenhub. Surat resmi sudah kami layangkan, sudah dua surat," katanya.

Dia mengatakan jalur lintasan LRT tetap menggunakan sisi Tol Jakarta-Cikampek hanya memperpanjang lintasan rel menuju ke Kabupaten Bekasi.

"Perpanjangan rel LRT ini juga bagian dari mimpi kita agar dapat dilintasi LRT hingga ke Kabupaten Bekasi," kata Slamet.

Slamet melanjutkan laju pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi yang mencapai 3,8 persen menjadi persoalan tersendiri bagi pemerintah daerah. Saat ini jumlah penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 3,7 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk mencapai 140.600 orang pertahun.

"Konon, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi paling tinggi se-Jawa Barat. Ini menjadi problem kita. Pertambahan penduduk bisa menjadi potensi dengan bonus demografi, tetapi juga menjadi beban pemerintah daerah, Jawa Barat serta pemerintah pusat. Harus menjadi perhatian bersama," kata dia.

Dengan pesatnya pertambahan penduduk, pemerintah daerah harus menyediakan moda transportasi massal yang lebih variatif serta infrastruktur jalan semakin diperlebar untuk mengatasi kemacetan.

Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan belum ada agenda pembahasan untuk perpanjangan lintasan LRT hingga ke Cikarang.

"Ujung lintasan LRT tetap berada di Bekasi Timur (perbatasan dengan Kabupaten Bekasi), tidak ke Cikarang," kata Bambang.

Meski begitu Kementerian Perhubungan akan membangun moda transportasi massal berupa kereta ringan sejenis LRT namun rutenya mengelilingi kawasan industri di Cikarang, namanya Automated Guided Train (AGT).

"Rencana BPTJ yaitu membangun angkutan massal di sekitar daerah industri Cikarang yakni AGT yang akan terhubung dengan LRT di Bekasi Timur," katanya.

Bambang mengatakan AGT ini berfungsi sebagai pengumpan (feeder) dari LRT di Bekasi Timur. "Rencana pembangunan dimulai tahun 2021 mendatang," ungkapnya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home