Belajar dari Tunisia Tangani Kelompok Radikal
TUNIS, SATUHARAPAN.COM – Kegiatan Konsultasi Bilateral (Konsbil) I antara Pemerintah Indonesia dan Tunisia membincang banyak isu, baik perdagangan, investasi, pertahanan, politik, pendidikan tinggi, maupun keagamaan. Satu tema penting yang dijadikan sebagai bahan pembicaraan adalah promosi Islam Wasathiyah di kedua negara.
Ketua delegasi Tunisia Konsbil I, Riadh Essid, saat menyampaikan pandangannya tentang penanganan kelompok radikal, menyebutkan setidaknya ada empat cara yang dilakukan Pemerintah Tunisia. Keempat cara itu, yakni melalui pendidikan kepada warga, melakukan dialog dengan kelompok radikal, memaksimalkan peran ibu dalam mendidik generasi, dan mengontrol isi khutbah para khatib/muballigh.
“Pendidikan adalah cara yang efektif untuk mendidik warga kami agar tidak mudah terpapar paham-paham radikal melalui brain washing. Pendidikan merupakan hal penting untuk melindungi masyarakat dari radikalisme,” ujarnya di Tunis, Sabtu (28/9/2019), seperti dilaporkan Thobib Al-Asyhar, dan dilansir kemenag.go.id.
Lebih lanjut, Riadh yang juga menjabat sebagai Acting Direktur Jenderal Urusan Amerika, Asia dan Oceania, Kemlu Tunisia, menekankan pengendalian isi khotbah para khatib atau muballigh menjadi langkah strategis dalam menekan penyebaran paham-paham radikalisme.
“Kami mengontrol isi khotbah atau ceramah para khatib atau muballigh sebelum menyampaikan di ruang publik. Hal ini kami lakukan agar paham-paham agama yang bertentangan dengan konstitusi kami dapat ditangkal,” ia menambahkan.
Dalam Konsbil tersebut juga disepakati beberapa isu penting, di antaranya kerja sama perguruan tinggi antara kedua negara, termasuk juga masalah keagamaan dalam bentuk promosi Islam Wasathiyah. Pemerintah Tunisia akan memberikan beasiswa Indonesia sebanyak 60 orang yang kuliah di perguruan tinggi di Tunisia. Diharapkan Indonesia bisa melakukan hal sama dalam menjaga hubungan bilateral.
Hadir sebagai bagian dari delegasi dari Kementerian Agama adalah Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Tarmizi, Kabag Kerjasama Luar Negeri, Thobib Al-Asyhar, dan Kasi pada Subdit Kemitraan, Direktorat Penais, Udin Saepudin.
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...