Loading...
INSPIRASI
Penulis: Made Teddy Artiana 01:00 WIB | Minggu, 06 April 2014

Belajar Diam

Mendengarkan alam (foto:pixabay.com)

SATUHARAPAN.COM – Dua belas hari di Bali membawa begitu banyak pelajaran buatku pribadi. Berada terpencil dalam vila sederhana dengan kanan-kiri-depan-belakang lahan persawahan, hutan, dan sungai membawa sebuah pencerahan luar biasa.

Pagi bertemankan belasan kicau burung yang berbeda, kukuruyuk ayam yang saling sahut, serta leteran bebek di sawah. Sementara bila malam menjelang, paduan suara kodok dan jangkrik mengambil alih shift jaga.

Suatu malam, saat ribuan bintang gemintang di langit dan kegelapan malam menggantikan tayangan hiburan TV dan peliknya konflik politik–dalam keheningan agung di salah satu pelosok Ubud, Bali itu–diri teringat Mazmur Daud yang membuat seluruh bulu kudukku berdiri: ”Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!.”

Tanpa kita sadari ternyata dunia memang terlalu gaduh. Pencapaian sukses terlalu sibuk. Ambisi terlalu berisik. Kepentingan terlalu keruh. Kekhawatiran begitu menjauhkan kita dari kedamaian. Menjauhkan kita dari Allah.

Tuhan tidak menyuruh kita untuk selalu duduk diam di kaki-Nya. Namun paling tidak, jangan sampai kesibukan ala Marta saudara Maria, membuat kita merasa memang ”harus” selalu sibuk.

Ironis memang. Manusia menciptakan sesuatu untuk mempermudah hidupnya, namun sesuatu itu kemudian berbalik mengejar hidup manusia bagaikan anjing mengejar pencuri. Senjata makan tuan.

Kemudian hidup menjadi tidak mudah, apalagi murah lagi bagi siapa pun. Kemudahan jadi ketergesaan. Teknologi komunikasi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Lalu, hiburan justru membuat penuh buffer pikiran kita. Alhasil terciptalah manusia-manusia gelisah—sibuk namun rentan.

Kita menjadi demikian sulit hanya untuk sekadar diam. Sendirian bersama Allah. Padahal pada titik itulah terletak seluruh kekuatan untuk melanjutkan perjalanan hidup. Mendengarkan Tuhan adalah saat kritis. Jauh lebih kritis dari mendengarkan siapa pun dalam hidup ini. Dan salah satu caranya: pergilah ke alam!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home