Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 12:56 WIB | Kamis, 01 Oktober 2015

Benderanya Berkibar di PBB, Palestina Umumkan Batalkan Perjanjian Oslo

Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat menyerahkan bendera negaranya kepada petugas pada upacara pengibaran bendera Palestina untuk pertama kalinya di markas PBB, New York, AS (Foto: UN Photo/Mark Garten).

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Pasca bendera Palestina berkibar di Gedung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Presiden Mahmoud Abbas berpidato dengan seruan yang di luar dugaan. Dia mengatakan Perjanjian Oslo dengan Israel tidak relevan lagi karena Israel sendiri yang justru melanggar kesepakatan itu berulang-ulang.

Perjanjian Oslo adalah serangkaian perundingan damai antara Israel dan Palestina yang ditandatangani pada tahun 1990-an, dan menjadi landasan rencana pembentukan Solusi Dua-Negara.

Tampil di markas PBB pada hari Rabu (30/9), Abbas mengatakan Israel selama ini lebih bertindak sebagai negara penjajah, antara lain dengan terus membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat. Di sisi lain, Perjanjian Oslo yang disepakati oleh kedua negara --Palestina dan Israel -- mengamanatkan berdirinya negara Palestina Merdeka.

"Dengan ini kami mengumumkan tidak bisa lagi melanjutkan ikatan dengan perjanjian ini (Perjanjian Oslo) dan Israel harus melanjutkan seluruh tanggung jawabnya sebagai negara penjajah, karena status quo tidak bisa lagi dilanjutkan," kata Abbas, dikutip CNN.

Perluasan permukiman Israel dan penyerangan militer ke wilayah Palestina, menurut Abbas, merupakan pelanggaran Perjanjian Oslo, yang salah satunya mencakup komitmen untuk tidak merusak laju perundingan berikutnya.

Dalam pidatonya, Abbas menilai perundingan dengan Israel hanya membuang waktu karena Israel tetap saja melakukan agresi terhadap permukiman Palestina. Ia menilai tidak ada keinginan Israel untuk mewujudkan perdamaian.

"Tidak berguna lagi menghabiskan waktu untuk negosiasi demi menentukan negosiasi lain. Apa yang diperlukan adalah memobilisasi upaya internasional untuk mengawasi berakhirnya pendudukan sesuai dengan resolusi legitimasi internasional. Sementara itu, saya menyerukan PBB untuk memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional," kata Abbas.

Walau pidato Abbas dinilai mengejutkan dan sangat keras, banyak yang menilai itu hanya retorika. Keseriusan Palestina untuk membatalkan Perjanjian Oslo masih diragukan karena dalam pidatonya, Abbas sama sekali tidak memerinci bagaimana mereka akan sampai ke sana.

Anggota Dewan Pusat PLO, Mustafa Barghouti, sebagaimana dilaporkan CNN, mengatakan bahwa semua bentuk koordinasi keamanan antara Palestina dan Israel telah dibatalkan. Menurut dia, Palestina mulai saat ini akan melakukan perlawanan tanpa kekerasan sembari menyerukan sanksi internasional bagi Israel. Namun media Barat umumnya menganggap Abbas hanya mengulang retorika tanpa langkah konkrit.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home