Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 13:41 WIB | Selasa, 29 September 2015

Bank Dunia Ingatkan Risiko Tinggi Konflik Israel-Palestina

Seorang perempuan Palestina sedang berbicara kepada tentara Israel di titik pengecekan dekat masjid Al-Aqsa. (Foto: AA)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Bank Dunia memperingatkan risiko tinggi dari konflik terbaru Israel Palestina jika status quo politik dan ekonomi antara kedua belah pihak masih berlanjut, menurut laporan yang dirilis pada Selasa (29/9).

“Bertahannya situasi ini berpotensi menyebabkan kerusuhan politik dan sosial,” kata laporan tersebut.

Di Gaza, presentase penduduk yang tinggal di bawah garis kemiskinan telah mencapai 39 persen dan di Tepi Barat 16 persen.

"Palestina semakin miskin pada rata-rata untuk tahun ketiga berturut-turut. Dukungan donor telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama untuk Jalur Gaza yang dilanda perang.Pengangguran tetap tinggi, terutama di kalangan pemuda Gaza di mana angkatan itu melebihi 60 persen, dan 25 persen warga Palestina saat ini hidup dalam kemiskinan," kata Bank Dunia.

Namun, di sisi positifnya sekalipun tidak ada kesepakatan damai akhir, ada potensi menguntungkan yang cukup besar dalam perekonomian Palestina asalkan pembatasan dari Israel dicabut. Terutama pada pembatasan gerak orang dan barang.

"Blokade di Gaza yang diberlakukan oleh negara-negara tetangga Jalur perlu dicabut dengan cara yang melindungi kekhawatiran keamanan yang sah negara-negara mereka," katanya, mengacu pada negara Yahudi dan Mesir.

Bank Dunia mengatakan: "Tindakan Israel untuk membiarkan lebih banyak barang meninggalkan Gaza disambut baik, tapi masih banyak yang harus dilakukan: hanya enam persen dari apa yang meninggalkan Gaza sebelum blokade saat ini diizinkan keluar."

Laporan itu memuji "kemajuan sangat baik" yang dibuat oleh Tepi Barat basis dari Otoritas Palestina dalam mengurangi defisit fiskal.

Dikatakan pengangguran di Tepi Barat pada semester pertama 2015 telah berkurang menjadi 16 persen, turun dari 18 persen pada periode yang sama tahun lalu, berkat meningkatnya jumlah warga Palestina yang bekerja di Israel, yang telah mencapai 112.200.

"Bahkan tanpa kesepakatan damai akhir, ada potensi kenaikan yang cukup besar dalam ekonomi Palestina jika perjanjian yang ada diimplementasikan dan pembatasan dicabut," kata Bank Dunia.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan 2,9 persen di wilayah Palestina tahun ini. (AFP)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home