Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:24 WIB | Rabu, 20 April 2016

Bengkulu Terpilih dalam Program Pengurangan Resiko Bencana

Awaludin perwakilan dari Palang Merah Jepang sedang menerangkan pentingnya program ICBRR. (Foto: pmi.or.id)

BENGKULU, SATUHARAPAN.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Palang Merah Jepang (JRC), meluncurkan program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat atau Integrated Community Based Risk Reduction (ICBRR) di Bengkulu, Selasa (12/4).

Berkaca dari pengalaman tahun 2007 silam, Pulau Sumatera mengalami serangkaian gempa megathrust. Salah satunya terjadi di Palung Jawa, lepas pantai Bengkulu. Minggu lalu (10/4), gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter mengguncang Bengkulu. Guncangan yang cukup kuat tersebut, sontak membuat masyarakat takut, panik berhamburan keluar rumah.

 “Bengkulu dipilih karena merupakan daerah yang rawan bencana Gempa dan Tsunami. Dimana hal tersebut menjadi focus dalam program ICBRR. Tujuannya untuk menjadikan masyarakat Bengkulu tangguh hadapi Gempa dan Tsunami,” kata Awaludin, Perwakilan dari Palang Merah Jepang, seperti yang dikutip dari situs pmi.or.id.

Awaludin menambahkan, alokasi dana untuk program ini sekitar Rp 11 Miliar Rupiah untuk jangka waktu 4 tahun, dengan komposisi 70 persen dialokasikan untuk masyarakat, sedangkan 30 persen sisanya ditujukan untuk peningkatan kapasitas markas PMI.

Ketua Bidang Penangulangan Bencana PMI Pusat, Sumarsono, mengatakan  program ini dilaksanakan sesuai daerah target yang telah di setujui bersama antara PMI dan Palang Merah Jepang, sesuai dengan hasil analisa kajian bencana dan kapasitas organisasi yang telah dilakukan sebelumnya.

“Ketiga daerah yang akan mendapatkan program ICBRR adalah Provinsi Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur.” Katanya.

Program ICBRR mencangkup 11 kegiatan diantaranya; Menciptakan relawan desa atau SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) di 9 desa/kelurahan, Implementasi HVCA (Hazard Vulnarable Capacity Area), Pengembangan rencana pengurangan risiko, Orientasi dan pelaksanaan baseline, pelatihan ICBRR dan CBHFA, Pemetaan, mitigasi, Early Warning System di masyarakat, pembuatan database, Renkon dan standar operasional prosedur (SOP), Simulasi, Endline survey dan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif.

Sementara itu, Rohidin Rohan, Wakil Gubernur Bengkulu dalam sambutannya mengatakan 6 Kabupaten di Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudea Hindia. Inilah yang menjadikan Bengkulu sebagai wilayah ke 2 se- Sumatera yang paling rentan terdampak Tsunami dan Gempa.

“Program yang di miliki oleh PMI dan Palang Merah Jepang ini menjadi potensial untuk mengurangi risiko bencana di masyarakat.” Katanya.

Sebelumnya, PMI bersama dengan Palang Merah Jepang telah melaksanakan program serupa di provinsi Banten.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home