Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:33 WIB | Jumat, 02 Desember 2016

Berapa Sesungguhnya Jumlah Peserta Aksi 2 Desember?

Aksi doa bersama 2 Desember 2016 (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Aksi Damai dalam bentuk doa bersama di Kawasan Monumen Nasional (Monas) hari ini (2/12) menjadi perbincangan di dalam dan luar negeri. Aksi ini dipastikan menghimpun peserta lebih banyak dari Aksi Bela Islam Jilid II pada 4 November lalu. Bahkan sejumlah kalangan mengklaim ini merupakan aksi salat Jumat terbesar yang pernah ada.

Meskipun demikian, belum ada angka resmi berapa jumlah peserta kali ini. Sebagian besar baru didasarkan pada perkiraan. Sayangnya kisaran perkiraan itu sangat lebar. Pihak Kepolisian mengatakan 150.000 hingga 200.000, sementara pihak penyelenggara ada yang mengklaim 5.000.000. Sulit membuat verifikasi.

Kapasitas Silang Monas

Salah satu patokan untuk mengukur jumlah peserta adalah dengan menghitung kapasitas Silang Monas, yang dijadikan lokasi doa bersama. Beberapa hari sebelum aksi, Kepala Kantor Pengelola Kawasan (KPK) Monumen Nasional (Monas), Sabdo Kristianto, memperkirakan aksi itu akan diikuti oleh 600.000 orang, sesuai dengan hasil rapat dengan pihak kepolisian. Kapasitas Silang Monas juga diperkirakan di angka itu.

Aksi 2 Desember dalam foto yang ditampilkan Reuters

Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli, sehari sebelum aksi, mengatakan angka yang lebih kecil. Menurut dia, peserta aksi diperkirakan  200 ribu sampai 250 ribu. Irjen Boy menambahkan, kapasitas Silang Monas adalah 700 ribu orang. Artinya, jumlah itu baru tercapai jika peserta membeludak hingga ke luar Silang Monas.

Foto-foto aksi doa bersama hari ini, menunjukkan ternyata peserta aksi membeludak hingga jauh dari Silang Monas. Kawasan Thamrin bahkan kawasan Senen pun ikut dijubeli massa.

Sementara itu pihak penyelenggara aksi, memperkirakan angka yang jauh lebih besar. Sehari sebelum aksi, Bendahara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Muhammad Lutfie Hakim, mengatakan laporan yang masuk menyebutkan bahwa jumlah peserta aksi lebih dari 2 juta orang, dari berbagai daerah di Indonesia. Angka tersebut, kata dia, belum maksimal lantaran masih ada jamaah yang terhambat dalam pemberangkatannya ke Jakarta.

Berapa Realisasinya?

Sampai sore ini tidak ada angka yang pasti. Salah satu perkiraan yang berani disampaikan oleh salah satu pengacara GNPF MUI, Novel Bamukmin. Menurut dia, jumlah peserta aksi kali ini dua kali lipat dari aksi 411. "Sekitar 5 juta orang, karena setiap jalan penuh dengan orang,” kata dia, dikutip dari okezone.com

Sementara itu, Bendahara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Lutfi hakim, mengatakan, jumlah peserta aksi pada 2 Desember ini mencapai 2 juta orang.

Republika.com, mengutip pernyataan Alumnus Universitas Al Azhar Cairo, Mesir, Dr. Fahmi Salim, menyebut ada sekitar 3 juta orang umat Islam yang turun ke kawasan Monas untuk salat Jumat pada hari ini.

"Jumlah makmum sebanyak itu mengalahkan jumlah makmum pada Salat Jumat di musim haji," ujar dia.

Sementara itu eramuslim.com tidak menyebut angka spesifik. Media ini hanya mengatakan, jumlah peserta aksi doa bersama kali ini mencapai jutaan dan merupakan salat Jumat terbesar dan terbanyak jemaahnya dalam sejarah dunia.

Media internasional umumnya membuat perkiraan yang lebih konservatif. The Washington Post, CBS, ABC News,dan media internasional lainnya, sama-sama mengutip perkiraan angka yang dilansir oleh kantor berita Associate Press, yaitu 200.000. Sementara Reuters, mengutip pernyataan polisi, menyebut peserta aksi 212 sekitar 150.000. Malay mail Online, bahkan hanya menggunakan angka "lebih dari 100.000."

Aljazeera.com mengungkapkan dengan cara yang berbeda. Media ini pada awal laporannya mengatakan jumlah peserta adalah puluhan ribu, namun di bagian lain mengutip keterangan polisi yang mengatakan jumlah peserta 150.000. Sedangkan reporter yang mereka terjunkan ke lapangan, Step Vaessen, memberikan gambaran secara kualitatif.

Menurut dia, ini merupakan unjuk kekuatan yang sangat ekstrem besarnya,oleh kelompok Islam yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini pada dasarnya merupakan ancaman bagi negara sekular itu untuk jangka panjang, dimana kelompok konservatif Muslim semakin memiliki kekuatan," kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home