Berkontribusi bagi Kota Salatiga, Dua Dosen UKSW Terima Penghargaan
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Tidak sekadar mengemban tugas mendidik generasi penerus bangsa, dosen juga dituntut untuk melaksanakan dua bagian penting lain dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Di tengah padatnya aktivitas pengajaran, dua dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membuktikan diri dapat melaksanakan ketiganya secara beriringan.
Pengakuan tersebut diberikan oleh Wali Kota Salatiga H Yuliyanto SE MM, bagi dua dosen UKSW Dra Lusiawati Dewi MSc dan Dr Ir Royke R Siahainenia MSi. Melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Salatiga, keduanya terpilih sebagai Tokoh atau Pegiat Pembangunan dan Masyarakat Berprestasi 2019.
Penghargaan diserahkan oleh Yuliyanto bertepatan dengan Upacara Peringatan Hari Jadi ke-1269 Kota Salatiga, Rabu (24/7) pagi di Lapangan Pancasila.
Ditemui terpisah, keduanya mengaku bersyukur atas penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Salatiga.
Tempe Pelangi
Lusiawati Dewi yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Biologi UKSW secara khusus meraih penghargaan dalam bidang pengembangan inovasi di Salatiga.
Menurutnya hal tersebut berawal dari keikutsertaannya dalam lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) tingkat Kota Salatiga, pada 2014. Di ajang tersebut, Lusiawati didapuk mewakili Salatiga ke ajang Krenova Jawa Tengah dan meraih gelar juara pertama. Tidak berhenti sampai di situ, hingga saat ini ia bersama Bapelitbangda terus aktif memberikan penyuluhan terkait inovasi produk pangan kepada masyarakat Salatiga.
“Dalam aktivitas penyuluhan, saya fokus pada inovasi produk pangan serta penambahan nilai gizi. Seperti yang sudah saya teliti sebelumnya, yakni produk tempe ikan dengan kandungan zat gizi lebih tinggi dari produk tempe biasa. Saya terus mengajak masyarakat Salatiga untuk berlomba-lomba menciptakan produk pangan yang berinovasi,” ia menjelaskan.
Lusiawati Dewi mengakui, dalam kurun waktu lima tahun cukup banyak inovasi produk bermunculan. Ia terus mengharap dukungan dari pemerintah bagi masyarakat yang mau berkembang. Dalam sejumlah kesempatan bertemu dengan masyarakat, ia juga menekankan kreativitas dalam menciptakan produk pangan.
Lusiawati Dewi, yang saat ini tengah fokus mengembangkan tempe pelangi tersebut, tak pernah bosan berbagi pengalaman karena pada kenyataannya inovasi adalah salah satu hal yang cukup sulit diraba.
“Awalnya pasti ada keraguan apakah inovasi produk yang kita ciptakan dapat diterima masyarakat. Saya berpesan hapus keraguan tersebut karena justru tidak akan membuat kita menjadi gagal. Masyarakat harus berani untuk menciptakan hal-hal baru agar Salatiga dapat bersaing dengan kota lain dalam hal pengembangan inovasi masyarakat,” katanya.
Penanggulangan Kemiskinan
Sementara itu, Royke Siahainenia yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) UKSW meraih penghargaan atas kontribusinya dalam pemberdayaan komunitas dan penanggulangan kemiskinan.
Royke menyebut, keterlibatannya dalam pemberdayaan komunitas dan penanggulangan kemisikinan di Kota Salatiga telah dilakukan sejak tahun 2004 hingga saat ini. Bersama sejumlah rekan dosen dan pegiat sosial, Royke melakukan pendampingan masyarakat melalui berbagai program. Salah satu di antaranya yakni mengembangkan Kelompok Belajar Perkotaan untuk penanggulangan kemiskinan.
Selain itu, peraih gelar doktor dari program Doktor Studi Pembangunan UKSW tersebut aktif dalam pembinaan kelompok-kelompok pengelola air Kota Salatiga. Pendampingan kelompok masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan di bawah Badan Keswadayaan Masyarakat Kota Salatiga juga menjadi program yang digagasnya.
Ia turut terlibat aktif dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah untuk penanggulangan kemiskinan bersama Bapelitbangda Kota Salatiga serta menyusun berbagai kebijakan daerah termasuk Peraturan Daerah terkait dengan penanggulangan kemiskinan.
“Ini merupakan satu kepercayaan dari pemerintah yang tidak pernah terlintas dalam benak saya. Namun, adanya penghargaan ini membuat saya sadar bahwa apa pun yang kita lakukan bagi kemaslahatan umat manusia pasti akan membuahkan sekecil apa pun bentuknya, termasuk penghargaan yang saya terima,” tutur Royke.
Ke depan, Royke menyebut akan melanjutkan berbagai program bagi masyarakat yang telah disusun. Terbaru, Fiskom bersama Bapelitbangda tengah merancang satu model pembangunan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“FISKOM dan Bapelitbangda Salatiga kini sedang mengembangkan Kelurahan Kumpulrejo sebagai Kelurahan SDGs. Ini rancangan ke depan karena kemiskinan harus dilihat secara holistik. Saya bersyukur pemimpin UKSW juga memberi dukungan pada stafnya untuk terus mengembangkan masyarakat seperti yang diharapkan Wali Kota agar UKSW lebih terlibat dalam pembangunan di Kota Salatiga,” ia menambahkan.
Pengakuan Pihak Eksternal
Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara SE MSc PhD mengapresiasi penghargaan yang didapatkan kedua dosen UKSW ini. Penghargaan itui adalah salah satu pengakuan dari pihak eksternal. Tentunya Pemkot Salatiga telah menilai dengan seksama kontribusi kedua dosen itu dan menilai mereka pantas menerima penghargaan.
“Secara tidak langsung penghargaan tersebut juga penghargaan bagi UKSW, di samping itu adalah penghargaan kepada mereka sebagai individu warga Kota Salatiga. Karena afiliasi kelembagaan mereka ke kampus ini, maka penghargaan itu juga menjadi kehormatan dan kebanggan kita UKSW sebagai institusi. Untuk itu, saya berterima kasih kepada kedua rekan ini atas apa yang sudah mereka capai sehingga membawa nama harum bagi UKSW. Semoga makin banyak rekan civitas akademika yang juga dapat berkontribusi bagi pembangunan Kota Salatiga,” ia berharap. (ukdw.edu)
Editor : Sotyati
Perundingan Perjanjian Pencemaran Plastik di Busan Berakhir ...
BUSAN, SATUHARAPN.COM-Negosiasi tentang perjanjian untuk mengakhiri pencemaran plastik telah berakhi...