Loading...
SAINS
Penulis: Boy Tonggor Siahaan 16:55 WIB | Senin, 07 Juli 2014

Blimbingsari, Desa Wisata yang Istimewa

Blimbingsari, Desa Wisata yang Istimewa
Dam Palasari sebagai obyek wisata menarik di Jembrana, Bali (Foto: viewbali.com)
Blimbingsari, Desa Wisata yang Istimewa
Salah satu ibu rumah tangga memperlihat gula aren dari home industry di Blimbingsari. (Foto: Boy Tonggor Siahaan)

SATUHARAPAN.COM – Turis asing sering berkata: “Bali is my second home.” (“Bali adalah rumah keduaku”) atau ada juga bertekad: “I don’t want to die before I see Bali” (“Saya tidak mau mati sebelum datang ke Bali”). Bali sudah tidak asing lagi bagi para turis mancanegara dan turis lokal. Bahkan Bali jauh lebih terkenal ketimbang Indonesia.

Ya, banyak orang di berbagai belahan dunia pernah mendengar dan mengetahui Bali, tetapi pernahkah kita sendiri mendengar Blimbingsari? Blimbingsari adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Jembrana, Bali. Apakah istimewanya desa Blimbingsari ini?

Blimbingsari merupakan desa yang unik dari sekian ratusan desa yang terhampar di Bali. Keunikan Blimbingsari terletak pada keramahtamahan penduduknya. Mereka sangat welcome (menyambut hangat) kepada siapa saja yang berkunjung ke desa mereka. Keramahtamahan penduduk desa ini didukung juga dengan kondisi alam yang indah dan desa yang tertata rapi, bersih, nyaman, dan tenteram. Di Blimbingsari kita dapat menemukan beberapa objek wisata yang menarik, seperti hiking, tracking, dan outbound di kawasan hutan wisata. Bila Anda tertarik dengan kehidupan flora dan fana, di perbatasan Blimbingsari terdapat Taman Nasional Bali Barat. Icon Taman Nasional Bali Barat ini adalah burung Jalak Putih (White Starling) yang sangat langka dan dilindungi pemerintah. Saat ini Jalak Putih tersisa di bawah 500 ekor.

Blimbingsari juga menawarkan wisata memancing di Sungai Melaya. Di sana ada Dam Palasari yang diresmikan Presiden Soeharto, 23 Juli 1989. Dam ini dibangun untuk sarana irigasi, tempat memancing dan rekreasi. Dam ini dilingkupi hutan alami dengan udara yang sejuk. Para wisatawan dapat mengelilingi dam ini dengan menyewa perahu kecil tradisional.

Tidak jauh dari Dam Palasari, kita dapat mengunjungi Pulau Menjangan. Pulau ini memiliki taman di bawah air dengan ikan yang indah dan berwarna-warni. Dengan snorkling, kita dapat menikmati pemandangan bawah air. Banyak wisatawan asing menyukai snorkling di tempat ini.

Blimbingsari juga cukup dikenal dengan wisata industri kerajinan (home industry) atau agrowisata. Kita dapat mengunjungi pembuatan kopra dan gula aren. Para pengunjung akan diperlihatkan bagaimana proses pembuatan gula aren mulai dari pemilihan kelapa, merebus air kelapa, sampai menjadi gula aren.

Selain itu, wisatawan dapat mengunjungi agrobisnis seperti pertanian (tanaman cokelat dan vanili), peternakan ayam, sapi, dan babi. Komoditas andalan Blimbingsari adalah cokelat, vanili, dan kelapa.

 

Dari seluruh ragam wisata yang sudah dipaparkan tersebut, tokoh agama dan masyarakat yang sangat dihormati di sana, Pdt. Em. I Ketut Suyaga Ayub, S.Th, MBA, mengatakan bahwa Blimbingsari sering menjadi kunjungan wisata rohani. Pdt. Ayub sendiri meyakini: “I believe Blimbingsari is a promise land” (“Saya percaya Blimbingsari adalah tanah perjanjian”). Bahkan dengan tegas Blimbingsari dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

 

Visi Ayub inilah yang mendorong masyarakat desa Blimbingsari untuk tidak meninggalkan tanah leluhur mereka, tetapi mereka perlu mengembangkan Blimbingsari menjadi desa kunjungan wisatawan agar wisatawan dapat menikmati keindahan alam, ketenteraman desa, akar kebudayaan masyarakat Bali, dan kehidupan perekonomian penduduk desa yang sederhana.

 

Wisata rohani Blimbingsari menawarkan kegiatan retreat, Perkemahan Sekolah Minggu, Remaja, dan Pemuda, serta Ibadah Keluarga. Setiap bulan pada Minggu pertama, kita dapat mengikuti ibadah kontekstual dengan nuansa kebudayaan Bali disertai musik jegog dan tarian Bali.

 

Bila Anda berminat berwisata ke Blimbingsari dan ingin menginap di sana, jangan khawatir penduduk Blimbingsari rata-rata menyediakan fasilitas homestay (ada 85 penginapan) dengan harga kekeluargaan. Umumnya mereka tidak mematok tarif yang mahal untuk sewa kamar dengan fasilitas memadai. Menurut saya, sebagai turis lokal dari Jakarta, merasakan bahwa sewa kamar yang nyaman ini sudah sangat murah dengan pelayanan yang sangat ramah dan penuh kekeluargaan.

Blimbingsari sangatlah pantas menyandang julukan desa wisata yang telah diresmikan Bupati Jembrana pada 25 Desember 2011 sebagai Desa Wisata Community Based Tourism Association. Selain Blimbingsari, ada enam desa lain yang juga menjadi desa wisata di Bali, antara lain: Desa Pinge (Kab. Tabanan), Desa Bedahulu (Kab. Gianjar), Desa Penglipuran (Kab. Bangli), Desa Pancasari (Kab. Buleleng), Desa Budakeling dan Desa Jasri (Kab. Karangasem).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home