Loading...
SAINS
Penulis: Bayu Probo 05:53 WIB | Minggu, 08 Maret 2015

BNPB: Gunung Soputan Meletus, Penduduk Tak Perlu Mengungsi

Gunung api Soputan mengeluarkan guguran lava pijar yang terlihat dari pos pemantauan di Silian, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (18/1). Lava pijar yang disertai letusan vulkanik setinggi 500 meter itu terjadi pada pukul 23.00 dan juga sebelumnya gunung api Soputan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 4.000 meter. (Foto: Antara/Fiqman Sunandar)

MINAHASA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan letusan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, masih aman.

“Gunung itu meletus pada Sabtu pukul 17.09 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah melaporkan kepada Posko BNPB bahwa tinggi letusan mencapai 4.500 meter, condong mengarah ke bagian Tenggara,” kata Sutopo melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (7/3).

Selain itu, Sutopo mengatakan awan panas juga mengarah ke Barat dengan jarak luncur lebih kurang 2.500 meter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Tenggara melaporkan abu vulkanik menyebar tipis ke beberapa wilayah.

Abu vulkanik menyebar ke Kecamatan Silian Raya, Touluaan, Tombatu dan sebagian di Pasan dan Rataha di Kabupaten Minahasa Tenggara.

“Status tetap siaga atau level tiga. Tidak ada penduduk yang mengungsi karena permukiman terdekat berjarak delapan kilometer. Kondisi masyarakat normal,” tuturnya.

Gunung Soputan naik status menjadi Siaga sejak 26 Desember 2014 pukul 03.00 WITA. Beberapa kali letusan telah terjadi, umumnya bersifat eksplosif dengan pusat aktivitas di puncak.

Aktivitas vulkanik Gunung Soputan dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah sejak 1991, hingga meluber keluar dari bibir kawah menyebabkan sering terjadi guguran lava dengan jarak luncur sekitar dua kilometer hingga 6,5 kilometer ke arah Barat.

“Ancaman bagi penduduk relatif kecil karena permukiman dan aktivitas penduduk terdekat berjarak delapan kilometer dari puncak. Pada Juni 2008 tercatat terjadi luncuran awan panas mencapai 6,5 kilometer dari puncak,” kata Sutopo.

Karena itu, dalam radius 6,5 kilometer dari puncak harus kosong dari aktivitas penduduk. Ancaman terbesar terjadi di daerah perkemahan di lereng Timur Laut yang berjarak sekitar tiga kilometer hingga empat kilometer dari puncak.

“Masyarakat diminta untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Dari 127 gunung api aktif di Indonesia, saat ini ada lima yang berstatus siaga, yaitu Soputan, Gamalama, Sinabung, Karangetan dan Lokon,” katanya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home