BNPB: Weather Alert Kedutaan Amerika Berikan Edukasi untuk Siaga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebagian masyarakat mungkin mendapatkan informasi melalui telepon pintar mengenai peringatan dini yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika di Jakarta tertanggal 6 Januari 2020. Weather alert menyebutkan prakiraan cuaca wilayah Jabodetabek mengindikasikan terjadinya curah hujan ekstrem sampai dengan 12 Januari 2020 nanti. Disebutkan pula, upaya antisipasi menghadapi potensi bahaya seperti kilat, angin kencang, dan kemungkinan banjir, longsor ataupun pemadaman listrik.
Menyikapi hal tersebut, Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui siaran pers tertanggal 8 Januari 2020, yang dilansir bnpb.go.id, menyatakan masyarakat tidak perlu panik.
Ada baiknya, peringatan itu memberikan edukasi kepada kita untuk selalu bersiap siaga. Prakiraan cuaca senada juga telah dirilis sebelumnya oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dari dua peringatan dini baik dari BMKG maupun Kedutaan Besar Amerika Serikat ujungnya keselamatan warga negara.
“Karena itu, weather alert yang beredar di masyarakat dapat digunakan sebagai peringatan dini kepada kita semua,” pernyataan BNPB.
Peringatan dini BMKG tentu ditujukan kepada pemerintah daerah dan juga publik. Peringatan dini akan disikapi berbeda oleh mereka. Contoh bagi pemerintah daerah, peringatan dini cuaca bertujuan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi, sehingga apa yang terjadi pada 1 Januari 2020 tidak terulang kembali.
Banyak upaya yang dapat dilakukan, seperti memperbaiki tanggul yang jebol, membersihkan saluran air, ataupun memperbaiki pompa air yang rusak. Masih cukup waktu kepada pemerintah daerah untuk melakukan persiapan sepanjang musim penghujan ini.
Sedangkan bagi publik, warga dapat membangun kesiapsiagaan di dalam komunitasnya. Tentu diawali di dalam keluarga terlebih dahulu, seperti membuat rencana darurat keluarga. Dalam rencana darurat keluarga itu, setiap keluarga dapat berdiskusi di antara anggota keluarga untuk membahas misal rencana evakuasi, tempat evakuasi, tas siaga bencana ataupun dokumen yang harus diselamatkan. Langkah-langkah ini dibutuhkan untuk memperkuat ketangguhan keluarga dalam mengantisipasi potensi bahaya yang terjadi.
Membangun Ketangguhan Komunitas
Selain ketangguhan keluarga, komunitas juga perlu membangun ketangguhannya. Melalui ketangguhan di tingkat komunitas, beban antarkeluarga dapat dikurangi. Misal saling membantu ketika ada banjir sehingga tetangga dapat membantu keluarga yang membutuhkan pertolongan. Demikian juga, gotong royong dalam komunitas juga dibutuhkan pascabencana, seperti pembersihan lumpur atau pun lingkungan sekitar.
Hal yang menarik dengan beredarnya peringatan dini cuaca dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, itu juga seolah untuk membangun kesiapsiagaan dari pemerintah daerah. Alangkah bagusnya, masukan-masukan dari masyarakat diberikan kepada pemerintah daerah untuk melihat kembali persiapan yang perlu dilakukan.
Seperti siaran pers yang dikeluarkan BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek pada periode 9 -12 Januari 2020, namun tidak se-ekstrem hujan yang terjadi pada 1 Januari 2020. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga, serta berhati-hati terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan, seperti angin kencang, genangan air, longsor, pohon tumbang, tersengat aliran listrik, atau pun penyakit pascabanjir.
Editor : Sotyati
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...