Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 06:54 WIB | Jumat, 14 November 2014

BPBD DKI Antisipasi Banjir di Titik Rawan Tahun Lalu

Pembangunan turap di sungai sepanjang Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (5/11). (Foto: Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bambang Musyawardana, menjelaskan skenario penanganan bencana banjir memakai data titik-titik rawan banjir tahun 2013, dengan asumsi seandainya terjadi banjir, BPBD sudah siap untuk melakukan mitigasi struktural dan nonstruktural. 

“Titik-titik rawan banjir sepanjang Kali Ciliwung di hilirnya yaitu, Cililitan, Cawang, Rawa Jati, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon Manggis, Petamburan. Dari Kali Krukut yaitu, Petogogan, Pesanggarahan, Ulu Jami, Rawa Buaya, Tegal Alur, itu yang masih jadi perhatian khusus kita, sampai Koja,” kata Bambang di Balai Kota, Kamis (13/11).

Ia berharap banjir tahun ini akan benar-benar berkurang, pasalnya Pemprov DKI sudah melakukan upaya mitigasi struktural. Contohnya perbaikan sheet pile, pengerukan kali, normalisasi dan pelebaran Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, pembuatan waduk baru di Marunda, Cilangkap, dan lain sebagainya.

“Itu bagian dari upaya menampung air hujan, termasuk pembuatan sumur resapan,” Bambang menambahkan.

Sementara mitigasi nonstruktural dia sebut berupa pelatihan-pelatihan, misalnya dengan Dinas Sosial, Satpol PP, dan dinas-dinas lainnya yang tergabung dalam Satuan Penanggulangan Bencana.

Ada pun  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) BPBD yaitu memfasilitasi, memediasi, melakukan koordinasi sesuai dengan Pergub yang ditetapkan, bekerjasama dgn 29 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mulai dari wali kota, dinas, Satpol PP, lurah, camat, sampai stakeholder, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/NGO), Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“NGO itu ada 56 yang masuk ke Satuan Penanggulangan Bencana (SPB). Itu pelatihan-pelatihan sudah banyak dilakukan di masyarakat, untuk persiapan penanggulangan bencana. Jadi banyak dinas yang tergabung dengan SPB itu ikut dalam program pelatihan, misalnya pelatihan ke guru, anak sekolah, kader bencana dari masyarakat, kelurahan, itu sudah kita lakukan. Keberhasilannya tergantung implementasi nanti,” jelasnya.

Bambang mengumpamakan bila ada kejadian banjir di lokasi A, BPBD langsung turun berdasarkan permintaan dari lurah, koordinasi dengan dinas sosial terkait jumlah warga yang terdampak banjir.

“Misalnya kita bilang ke kadis sosial, kelurahan bidara cina terdampak 1.500 orang, tolong mulai disiapkan tenda, makanan, PMI juga kami telepon, kemudian minta bantuan Basarnas supaya mengirimkan tim evakuasi, Satpol PP juga dilibatkan, lalu dinas kesehatan agar persiapkan tim kesehatan, dan koordinasi dengan PLN supaya mematikan listrik sata banjir,” urai Bambang.

Pada tahun sebelumnya (2012, Red), banjir sampai memasuki Istana Merdeka menurut Bambang dikarenakan curah hujannya terlalu tinggi yakni 400mm pada saat itu. Sedangkan pada periode 2013 hanya 150mm.

“Tahun ini semoga curah hujannya tidak sebesar itu, sehingga debit airnya tidak berdampak seperti kemarin,” harapnya.

 

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home