BPS: Krisis Politik Belum Pengaruhi Indeks Tendensi Bisnis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai gejolak sosial-politik yang terjadi belakang ini - seperti aksi demonstrasi 4 November 2016 yang menuntut penyelesaian kasus dugaan penistaan agama hingga terjadinya kerusuhan pasca demonstrasi - belum mempengaruhi Indeks Tendensi Bisnis (ITB) Indonesia.
“Kita belum lihat (pengaruh ITB), mudah-mudahan tidak. Mudah-mudahan. Itu (gejolak sosial) baru seketika gejolak saja ya. Kalau sekarang enggak ya. Karena indeks tendesi bisnis kita juga masih di atas 100, meskipun optimistismenya itu baru akhir-akhir ini. Perlu ditangkap bahwa ITB ini adalah triwulan III, Juli, Agustus, September. Jadi enggak akan kelihatan,” kata Kepala BPS Suhariyanto kepada satuharapan.com di Kantor BPS, Gedung 3 lantai 1, Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta, hari Senin (7/11).
ITB merupakan indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh BPS bekerja sama dengan Bank Indonesia. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia.
Jumlah sampel STB triwulan III-2016 sebesar 5.074 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan. ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
Ketika ditanyakan mengenai krisis politik yang terjadi akhir-akhir ini, Suhariyanto tidak ingin menjawab persoalan politik karena bukan kewenangan dan kapasitasnya sebagai Kepala BPS.
“Aduh saya jangan ditanya dari segi politik,” kata dia.
Menurut Suhariyanto, segala situasi sosial politik dan keamanan yang terjaga dengan baik akan meningkatkan ITB Indonesia. Dia berharap gejolak sosial sedapat mungkin dicegah dan diminimalisir agar kondisi bisnis dan perekonomian Indonesia dapat bertumbuh dengan baik.
“Pada intinya kalau situasi politik (dan) keamanan aman, ya pasti kita semua akan bekerja dengan baik, tenang, akan lebih produktif. Apapun yang menimbulkan gejolak sosial harus dihindarkan. Kalau tenang, aman, damai kan semua bisa bekerja dengan enak, meningkatkan produktifitas,” kata dia.
Kondisi Bisnis Triwulan III-2016
Pada hari ini (7/11), BPS mengumumkan ITB pada triwulan III-2016 sebesar 107,89 yang berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II-2016 (nilai ITB sebesar 110,24).
Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan III-2016 terjadi pada semua lapangan usaha. Peningkatan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Konstruksi dengan nilai ITB sebesar 111,74. Sementara itu, peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dengan nilai ITB sebesar 102,26.
Kondisi bisnis pada triwulan III-2016 meningkat karena adanya peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 110,35, kapasitas produksi atau usaha dengan nilai indeks sebesar 108,37, dan rata-rata jumlah jam kerja dengan nilai indeks sebesar 105,35.
Prospek Bisnis Triwulan IV-2016
Nilai ITB pada triwulan IV-2016 diprediksi sebesar 106,29 berarti kondisi bisnis diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan III-2016 (nilai ITB sebesar 107,89).
Kondisi bisnis di semua lapangan usaha pada triwulan IV-2016 diperkirakan mengalami peningkatan, kecuali lapangan usaha Pertanian, Kehutanan & Perikanan (nilai ITB sebesar 98,45). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Konstruksi dengan nilai ITB sebesar 112,56, dan peningkatan terendah diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dengan capaian ITB sebesar 100,60.
Editor : Eben E. Siadari
Niger Tangguhkan Izin Operasional BBC Tiga Bulan
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Niger telah menangguhkan izin operasional siaran stasiun BBC yang...