Cuaca Ekstrem di Sejumlah Negara

Nice, Paris - Kilat menyambar di atas langit Nice, Prancis pada 3 Februari 2017. Valery Hache/AFP

Awan tebal menggelayut di langit Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/2). Hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan BMKG akan mengguyur wilayah Jawa Timur hingga Maret 2017 dan warga Jawa Timur diminta waspada adanya banjir dan dampak cuaca ekstrem lainnya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Lembah Bekaa di Lebanon tertutupi salju pada 31 Januari 2017. Joseph Eid/AFP

Warga bermain di pingiran pantai Tedis saat cuaca ekstrem melanda Kota Kupang, NTT, Jumat, (3/2). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El-Tari, Kupang mengeluarkan peringatan bagi warga NTT untuk mewaspadai angin kencang yang mencapai 30 knot dan gelombang tinggi 2.0 hingga 3.5 meter di perairan sekitar NTT. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

DUNIA, SATUHARAPAN.COM – Cuaca ekstrem melanda sejumlah negara di belahan dunia. Seperti yang terjadi di kota Nice, Paris, Prancis cahaya kilat sebuah petir terlihat di atas langit dengan awan mendung akibat hujan yang melanda di kota tersebut pada hari Jumat (3/2).

Sementara itu di Indonesia, cuaca ekstrem hujan disertai angin kencang juga melanda di beberapa wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang pada hari Sabtu, (4/2).

"Peringatan dini cuaca seperti ini berlangsung hingga pukul 10.00 WITA," kata Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Fransin Pattynama.

Menurutnya, wilayah-wilayah yang berpeluang dilanda cuaca seperti itu, yaitu Kota Manado, Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan.

Selanjutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kepulauan Sitaro, dan Kepulauan Talaud.

"Kami berharap warga berhati-hati apabila akan melakukan aktivitas di luar rumah. Tetaplah waspada apabila bermukim di wilayah-wilayah rawan longsor dan banjir serta pohon tumbang," katanya pula (Ant/AFP)

Editor : Eben E. Siadari