Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 14:10 WIB | Senin, 12 Desember 2022

Dampak Protes dan Isolasi, Nilai Tukar Mata Uang Iran Jatuh

Seorang pria memamerkan mata uang Iran di alun-alun Ferdowsi di Teheran, Iran, pada 2 Juli 2020. (Foto: dok. Reuters)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Mata uang Iran jatuh ke level terendah baru terhadap dolar Amerika Serikat pada hari Sabtu (10/12) di tengah berlanjutnya kerusuhan dan meningkatnya isolasi negara itu dalam menghadapi kritik Barat atas tindakan keras keamanan dan hubungannya dengan Rusia.

Dolar dijual sebanyak 370.200 real di pasar tidak resmi pada hari Sabtu, naik dari 367.300 pada hari Jumat, menurut situs valuta asing Bonbast.com.

Rial telah kehilangan 13,8 persen dari nilainya sejak protes nasional meletus setelah kematian dalam tahanan polisi seorang perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini, pada 16 September.

Kerusuhan tersebut merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan teokratis di Iran sejak Revolusi Islam 1979.

Situs ekonomi Ecoiran mengatakan para pedagang melihat hanya sedikit harapan untuk kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia dan melihat tekanan Barat meningkat atas tindakan keras Teheran terhadap protes dan hubungan militernya dengan Rusia.

Ini termasuk dugaan penjualan drone yang digunakan oleh Rusia dalam perang di Ukraina, yang dibantah oleh Teheran dan Moskow.

“Beberapa (pedagang) mengatakan kondisi internasional saat ini sedemikian rupa sehingga peluang untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir rendah, dan ini menyebabkan pembeli yang berhati-hati memasuki pasar dolar,” kata Ecoiran. “Harga mata uang ini berada di jalur naik.”

“Dari sudut pandang beberapa (pedagang), berita ini (tekanan AS dan Barat terhadap Iran) dapat menarik perhatian spekulan mata uang,” kata Ecoiran, menambahkan bahwa bank sentral mungkin masih dapat mendukung rial.

Amerika Serikat mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina pada hari Jumat dan berjanji untuk mengganggu hubungan Rusia dengan Iran, sementara Kanada memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia dan Iran atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia, dan Australia mengatakan pada hari Sabtu akan menjatuhkan sanksi yang ditargetkan pada Rusia dan Iran.

Jerman pada hari Jumat mengutuk eksekusi pertama seorang pengunjuk rasa di Iran, sementara Inggris mengumumkan sanksi terhadap orang-orang termasuk pejabat dari Rusia dan Iran yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia atau korupsi. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home