Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 12:03 WIB | Senin, 13 Juni 2022

Mata Uang Iran Anjlog, 332.000 per Satu US Dolar

Seorang pria menampilkan mata uang Iran di alun-alun Ferdowsi di Teheran, Iran pada 2 Juli 2020. (Foto: dok. Reuters)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Mata uang Iran turun ke nilai terendah karena terkait pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir negara itu dengan kekuatan dunia yang tetap menemui jalan buntu.

Pedagang di ibu kota Teheran menukar rial senilai 332.000  untuk setiap dolar Amerika Serikat pada hari Minggu, naik dari 327.500 pada hari Sabtu. Itu menandai lebih dari 4,4 persen perubahan dibandingkan dengan nilai pada 1 Juni ketika diperdagangkan pada 318.000 terhadap dolar.

Mata uang Iran diperdagangkan pada 32.000 rial terhadap dolar pada saat kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia terjadi pada tahun 2015.

Nilai terendah baru rial terjadi saat sanksi AS terhadap negara itu masih berlaku. Ekonomi Iran sedang berjuang mati-matian, dan sebagian besar karena penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia yang memulihkan sanksi terhadap sektor minyak dan perbankan Iran. Pembicaraan di Wina untuk memperbarui perjanjian telah menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.

Sementara itu, polisi menangkap 31 pedagang mata uang dan emas yang dituduh menciptakan "permintaan palsu" di pasar, menurut TV pemerintah melaporkan tanpa merinci.

Secara terpisah, juru bicara Mahan Air, maskapai penerbangan Iran, membantah memiliki Boeing 747 yang disita oleh Argentina setelah mendarat pada hari Senin di Cordoba, Argentina.

Hossein Zolanvari mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa perusahaannya menjual Boeing itu ke sebuah perusahaan Venezuela sekitar setahun yang lalu.

“Penyebutan Mahan Air sehubungan dengan pesawat yang disita itu bertujuan untuk tujuan politik,” katanya. Dia mengatakan awak pesawat juga tidak memiliki koneksi ke Mahan Air.

Tidak jelas apakah pesawat itu ada dalam daftar pesawat Iran yang terkena sanksi AS. Mahan Air telah berada di bawah sanksi AS karena hubungannya dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pasukan elite Iran, yang oleh Departemen Luar Negeri AS telah ditetapkan sebagai organisasi teroris asing.

Pemimpin Venezuela, Nicolas Maduro, mengunjungi Iran selama akhir pekan. Kedua negara berada di bawah sanksi AS. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home