Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 18:02 WIB | Rabu, 04 November 2015

Danyon Intel Kostrad: Senjata Api Serda YH Untuk Tugas Rawan

Ilustrasi. (Foto:aman.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komandan Batalyon (Danyon) Intel Kostrad, Mayor Deni Eka, mengatakan bahwa senjata api yang dipegang Serda YH diperuntukkan bagi tugas rawan.

“Kalau secara ukuran standar itu di luar jam dinas, tapi kalau intel waktunya tidak menentu. Pistol FN. senjata diberikan kepada orang yang mendapatkan tugas, khususnya tugas rawan. Misalnya narkoba, teroris, ISIS. Nah dia yang masuknya tugas rawan,” kata Mayor Deni saat dikonfirmasi oleh wartawan, hari Rabu (4/11) tentang senjata yang dipergunakan menembak anggota satgas ormas.

Menurut Deni, Serda YH merupakan anggota intel Taipur Kostrad yang sedang menangani tugas khusus.

“Ada surat perintahnya. ada batas waktu, misalnya 3 hari, kalau sudah selesai itu dibalikin. Ini belum selesai, jadi belum dikembalikan. Kalau udah selesai dikembalikan di satuan. Suratnya ada. Kalau nggak tugas nggak dibawa, disimpan di satuan,” kata dia.

Dengan demikian, kata Deni, pasca  penembakan, pelaku langsung menuju Pospol dan menyerahkan diri ke POM TNI terdekat setelah mengosongkan senjata.

“Rencana memang mau ke Subdenpom, tapi massa banyak jadi nggak bisa putar balik, keburu dihadang. Pistol diambil POM, polisi nggak berani ambil, Serda YH mengosongkan senjata, baru datang POM, diambil, selama ini dia dikenal pendiam, jarang bicara, paling hanya senyum-senyum,” kata dia.

Kemudian, kata Deni,  setelah mendapat laporan, dirinya langsung menuju lokasi kejadian, bersama dengan Ketua DPC BPPKB Bogor Tubagus Enungsutisna mengunjungi rumah korban.

“Malam itu saya langsung meluncur dari Karawang lagi latihan taipur langsung ke Subdenpom. Anggota sedang proses lalu ketemu Ketua DPC BPPKB Bogor, Tubagus Anung minta diantar ke sini. Tadi malam kita santuni, dalam bentuk uang. Tadi juga disantuni uang dan sembako. Untuk tahlilan juga kita siapkan,” kata dia.

Sementara itu Tubagus Enungsutisna mengatakan bahwa insiden ini merupakan musibah.

“Kalau saya sih, sebetulnya sama dengan Kostrad. Ini insiden, musibah, tidak ada kesengajaan, itu oknum. Tidak ada konfrontasi dengan masyarakat, tidak ada perselisihan perorangan,” kata dia.

Di mengatakan korban merupakan di Satgas Ormas BPPKB Cibinong, tugasnya dia memantau anggota-anggota  BPPKB yang miring dan yang berkelakuan baik.

“Dia udah 10 tahun jadi anggota. Usia BPPKB 17 tahun. Khusus Bogor  dan anggota sekitar 36 ribu. Di Jawa Barat kalau kita kumpulin 500 ribu anggota,” katanya.

Kejadian yang terjadi di depan SPBU Nomor 34-16803 di Jalan Mayor Oking itu, bermula ketika mobil Honda CRV bernomor registrasi F 1239 DZ yang dikemudikan Hadi disenggol korban, Marsin Jasmani, yang mengendarai sepeda motor Honda Supra B 6108 PGX.

Tidak terima mobilnya disenggol, Yoyok mengejar Jasmani dan baru bisa dicegat di depan SPBU Nomor 34-16803 itu. Keributan pada pukul 17.00 WIB Selasa itu terjadi dan disaksikan banyak orang. Kemudian terjadi peristiwa penembakan tersebut dan tiba-tiba Jasmani tumbang bersimbah darah.

Hadi kemudian kabur dari lokasi, masuk ke jalur menuju jalan Tol Jagorawi, dan di sana juga dia ditangkap polisi. “Saat ini Yoyok ditahan di Sub Detasemen Polisi Militer Kodam III/Siliwangi Cibinong,” kata Fadhilah.

Penembakan hingga tewas seorang warga sipil oleh personel TNI AD ini terjadi hanya sekitar sebulan dari peringatan HUT ke-70 TNI secara besar-besaran dan melibatkan rakyat.

Spanduk besar-besar dan dipasang mencolok di banyak lokasi upacara puncak HUT ke-70 TNI, di Cilegon, Banten, pada 5 Oktober lalu, bertuliskan slogan yang sangat populis dan merakyat, yaitu “Bersama Rakyat TNI Kuat”.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home