Loading...
EDITORIAL
Penulis: Redaksi Editorial 10:48 WIB | Selasa, 15 September 2015

Demokrasi dan Ruang untuk Masyarakat Sipil

Dialog dan berbagi untuk membangun budaya damai demokrasi dalam sebuah pelatihan transformasi konflik yang diselenggarakan Pusat Pembelajaran Mediasi dan Rekonsiliasi (PPMR) STT Jakarta, 1 - 5 September 2015 di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (Foto: satuharapan.com/Sabar Subekti)

SATUHARAPAN.COM – Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, demokrasi memainkan peran yang penting, terutama sebagai proses kehidupan bersama yang menjaga cara-cara pengambilan keputusan bersama secara damai, dan penghargaan pada martabat setiap manusia.

Itu pula sebabnya, demokrasi merupakan bagian penting dalam membangun budaya damai. Damai bukan sekadar dimaknai ketika konflik dan kekerasan absen dalam kehidupan, tetapi berbagai keputusan bersama dicapai melalui dialog dan penghargaan pada kemanusiaan.

Demokrasi adalah nilai universal yang didasarkan pada kehendak bebas yang diekspresikan orang untuk menentukan sistem mereka sendiri dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya , dengan partisipasi penuh mereka dalam semua aspek kehidupan mereka.

Demokrasi, meskipun istilahnya diperkenalkan dalam politik moderen, dalam praktik mempunyai akar yang kuat dalam masyarakat di berbagai bagian dunia, seperti musyawarah, dan gotong royong. Dan demokrasi menjadi fitur berbagi yang umum, dan tidak ada model tunggal demokrasi.

Tantangan Demokrasi

Namun demikian dunia tengah menghadapi tantangan yang keras terhadap demokrasi, terutama melihat konflik kekerasan yang terus berlangsung di Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagain wilayah Asia. Proses politik dan kehidupan masih ditentukan oleh moncong senapan dan ledakan bom.

Bagi Indonesia, selama 70 tahun merdeka, kehidupan demokrasi masih terus membutuhkan penataan dan internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan yang nyata dan menyeluruh. Demokrasi masih perlu dikembangkan lebih jauh dari sekadar rakyat memilih pemimpin dan wakil dalam pemilihan umum.

Hari ini, 15 September, menjadi penting untuk mengingatkan hal ini, sebagaimana negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal tersebut sebagai ‘’Hari Internasional Demokrasi.’’

Bagi Indonesia, tantangan dalam pengembangan demokrasi adalah mewujudkannya sebagai fitur berbagi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Praktik diskriminasi yang masih terjadi, korupsi, dan penyelesaian-penyelesaian masalah atas dasar tekanan dan dominasi, masih menjadi halangan dalam mewujudkan demokrasi dan budaya damai.

Peran Masyarakat Sipil

Penting mendapatkan perhatian, sebagaimana PBB menetapkan tema tahun ini dengan menekankan "Ruang untuk Masyarakat Sipil." Ciri khas demokrasi yang sukses dan stabil adalah adanya masyarakat sipil yang kuat dan bebas berperan, di mana pemerintah bekerja bersama masyarakat sipil untuk tujuan bersama bagi masa depan lebih baik. Dan pada saat yang sama, masyarakat sipil membantu menjaga jawab tantangan yang tak bisa ditangani pemerintah.

Secara global, peran masyarakat sipil terlihat makin penting dalam tahun-tahun belakangan ini seiring pewujudan demokrasi di berbagai negara dalam melaksanakan agenda pembangunan. Aktivis masyarakat sipil dan organisasi kemasyarakat di berbagai negara perlu mendapatkan ruang yang memadai  dalam demokrasi.

Sayangnya, di berbagai negara, ruang untuk masyarakat sipil menyusut, bahkan di wilayah konflik yang berkecamuk, ruang ini tertutup. Sebagian pemerintah telah mengadopsi pembatasan terhadap organisasi non pemerintah, dan melemahkan kemampuan masyarakat sipil untuk bekerja  bersama pemerintah. Ini adalah sinyal buruk bagi demokrasi.

Bagi Indonesia, tema ‘’ruang untuk masyarakat sipil’’ pada Hari Internasional Demokrasi ini perlu digarisbawahi, mengingat bahwa pemerintah tidak bisa lepas dari amanat yang diberikan rakyat, dan peran mereka makin nyata dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home