Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 00:00 WIB | Selasa, 05 November 2013

Deteksi Alzheimer Sejak Dini dengan MRI

Deteksi Alzheimer Sejak Dini dengan MRI
Tes MRI. (Foto: 123people.pl)
Deteksi Alzheimer Sejak Dini dengan MRI
Dokter Martina Nasrun, geriatric psychiatrist yayasan Alzheimer Indonesia. (Foto: Kartika V.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – MRI (magnetic resonance imaging) berkala diperlukan dalam rangka pendeteksian dini penyakit alzheimer menurut dokter Martina Nasrun, geriatric psychiatrist, memang biayanya cukup mahal sebesar Rp 2.000.000, tapi hal ini penting karena untuk mengukur volume hipokampus, besar otaknya tiap dua tahun misalnya, bisa terlihat ada tidaknya perubahan ketebalan atau jika terjadi pengurangan volume otak kita, dalam arti lain hal ini untuk deteksi dini jika ada penyakit demensia pada seseorang.

Hipokampus adalah bagian otak yang paling penting untuk mencatat dan mengolah memori jangka pendek sampai ke memori jangka panjang.

Gejala berupa depresi, stres, bengong, apatis, itu merupakan kondisi perubahan emosi pada tahap pra-demensia alzheimer, berdasarkan penelitian, ini bisa merupakan prekursor (pencetus) terjadinya demensia alzheimer.

Biological effect pada orang depresi, yaitu terdapat banyak sekali kortisol (hormon yang keluar jika mengalami stres) pada hipokampusnya yang dapat mematikan sel-sel otak. Jadi kalau seseorang tidak stres, kortisolnya tidak akan sampai merusak sel otak. Oleh karena itu kita jangan sampai mengalami stres yang sampai berujung pada depresi.

Demensia yang gejalanya muncul di bawah 65 tahun, kemungkinan faktor terbesar adalah karena genetik (keturunan). Tapi bagi yang gejalanya muncul di atas 65 tahun lebih karena faktor lingkungan, kesehatan, gaya hidup, penyakit degeneretif seperti kolesterol, diabetes, hipertensi. Bahkan bisa disebabkan karena sakit mental, termasuk depresi, tapi faktor keturunan juga mungkin terdapat juga dalam hal ini.

Kita bisa mendeteksi alzheimer sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan diri seperti MRI tadi, kemudian menghentikan gejalanya sejak awal serta menunda gejala tersebut masuk ke tahap yang lebih berat. Hal yang dapat kita lakukan di antaranya jangan sampai mengalami depresi, jika mengalami kondisi demikian segera obati dengan tuntas, penyakit degeneratif yang juga bisa meningkatkan risiko alzheimer, lakukan gaya hidup sehat seperti olahraga dan aktivitas sosial.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home