Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 16:41 WIB | Minggu, 20 Oktober 2013

5 Hal Mengapa Humor dapat Membantu Merawat Penderita Demensia

5 Hal Mengapa Humor dapat Membantu Merawat Penderita Demensia
Komik yang bercerita tentang penderita alzheimer. (Gambar: pappysgoldenage.blogspot.com)
5 Hal Mengapa Humor dapat Membantu Merawat Penderita Demensia
Komik yang bercerita tentang penderita alzheimer. (Gambar: glossynews.com)
5 Hal Mengapa Humor dapat Membantu Merawat Penderita Demensia
Komik yang bercerita tentang penderita alzheimer. (Gambar: jantoo.com)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Sebelum menderita Alzheimer, ibu dari penulis wanita Jill McCorkle sangat religius, tidak pernah mengutuk atau menyebutkan istilah seks dengan vulgar. Tapi adik McCorkle meneleponnya bulan lalu. Rupanya, karena ibu mereka berbicara tanpa henti tentang penyakit kelamin gonore. Sebagaimana ia menceritakannya dalam website yayasan nirlaba asal Amerika Serikat (AS), American Association of Retired Persons (AARP).

“Ada saat di mana ibu saya mengatakan sesuatu di luar dari karakter dan kepribadiannya,” kata McCorkle. “Saya bahkan tidak bisa membayangkan dari mana asalnya. Tapi jika kita tidak merasa ada yang salah, maka belajarlah untuk berdamai dengan itu, apa yang akan menghancurkan kita tetap akan menghancurkan lebih cepat,” kata McCorckle mengistilahkan degradasi otak yang terjadi pada ibunya.

Alzheimer memiliki banyak kekejaman, dan salah satunya bisa terjadi perubahan dalam kepribadian. Ini adalah apa yang McCorkle sebut alzheimer merupakan persimpangan antara tragedi dan komedi. Penulis yang baru-baru ini merilis buku ke enamnya yang berjudul Life After Life: A Novel, mengambil lokasi kejadiannya di sebuah ‘panti jompo’ di daerah North Carolina.

Berceritakan tentang tantangan yang dihadapi staf perawat, dokter, maupun anak-anak dan keluarga pasien demensia alzheimer, akibat perubahan perilaku, kepura-puraan, dan perilaku aneh lainnya yang dilakukan pasien di tempat tersebut. Ia menghubungkan masa lalu dengan kehidupan pasien saat ini, dan pada beberapa kasus kematian mereka. McCrockle dalam novelnya ingin menanamkan nilai kebijaksanaan hidup melalui harapan dan tawa.

Menerima dengan Humor

“Pada awalnya, mungkin terasa kurang sopan melihat seseorang yang anda cintai menjadi lelucon,” kata Carol Podgorski, seorang terapis perkawinan dan keluarga di Memory Care Program dari Universitas Rochester Medical Center, Amerika Serikat. “Tapi hal tersebut bisa menjadi cara coping yang sehat, ketika orang bisa menemukan kelucuan dalam suatu situasi tersebut,” lanjutnya.  

Berikut menurut Podgorski, adalah lima cara untuk melihat komedi dalam diri penderita demensia:

1. Pisahkan penyakit dari orang yang anda cintai yang menderita penyakit. Jika orangtua anda atau pasangan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal tapi lucu, katakan kepada diri sendiri, “Ini penyakit yang berbicara dan bukan Ibu.”

2. Jangan merasa bersalah saat mendengar sesuatu yang mereka katakan itu lucu. Kelucuan tersebut dapat menjadi sesuatu yang meringankan.

3. Pelajari bagi diri sendiri tentang demensia dan alzheimer. Semakin anda memahami mereka, semakin anda akan melihat komentar orang yang anda cintai adalah bagian dari pembelajaran.

4. Memahami bahwa tidak semua orang dalam keluarga mempunyai pandangan yang sama seperti anda. Anda mungkin melihat humor, tapi sanak saudara lain mungkin berkata bahwa anda keterlaluan, dan menganggap sikap anda tidak penting. Santai saja dalam menghadapi situasi ini.

5. Cari pihak yang bisa menghargai sikap anda yang melihat dari sudut pandang humor. Itulah gunanya teman, dan terutama jika anda bisa berada dalam suatu kelompok yang bisa mendukung. (aarp.org)

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home