Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:00 WIB | Rabu, 27 Mei 2015

Didemo Tengah Malam, Ahok: Risikolah!

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Rabu (27/5). Ia menanggapi demonstrasi tadi malam di kompleks perumahannya. (Foto: Francisca CR)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jalan depan kompleks kediaman Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (27/5) malam digerebeg ratusan warga Pinangsia, Jakarta Barat. Warga menolak penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI terhadap rumah mereka yang berada di bantaran Kali Ciliwung. Menanggapi unjuk rasa tengah malam ini, Ahok, sapaan akrab Basuki, tetap tegas akan melangsungkan penggusuran.

“Demo ya risikolah, tapi tetap saya akan tegas, mau demo nyerang rumah saya pun tetap saya akan bongkar supaya Jakarta nggak banjir dan nggak macet,” ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (27/5) pagi.

Warga Pinangsia ini sebelumnya telah menggelar audiensi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Ahok menjelaskan, sebelumnya warga yang menduduki lahan milik pemerintah ini bersedia digusur dari lokasi asal menunggu masa ujian nasional selesai.

Kini, setelah ujian nasional selesai, warga minta perpanjangan waktu lagi kepada Pemprov DKI untuk mempertimbangkan penggusuran.

“Waktu itu kan dia minta setelah ujian nasional baru akan pindah. Sekarang kalau tunggu lagi, pasti alasannya mau tunggu Lebaran, bertahun-tahun,” ujar Ahok.

“Prinsip kita sederhana saja. Kamu liat aja Gunung Sahari, pasar ikan kita sudah pasang pompa. Jadi kalau Ciliwung dilepas air dari Manggarai kalau kepenuhan kan masih bisa dilepas. Kalo dilepas supaya Istana nggak kerendam mesti dibuang ke Gunung Sahari. Buang Gunung Sahari itu kan pasti kapasitas terbatas. Nah di Jembatan Merah itu ada jalan, ada sungai 2,8 kilometer masuk ke pasar ikan. Kalau pasar ikan nggak sanggup nampung, masuk ke Waduk Pluit. Nah 2,8 kilometer ini yang didudukin sampai tinggal 1 meter hingga 2 meter lebarnya, ini dangkal. Nah sekarang kamu mau 10 juta orang ngalamin susah atau pindahkan mereka?” Ahok menjelaskan.

Warga bantaran kali ini rencananya akan dipindahkan ke berbagai rumah susun yang tersebar di Jakarta. Namun demikian, Ahok mengaku mereka tak mau dipindahkan di rumah susun yang telah disediakan Pemprov DKI. Warga ini meminta dibangunkan rusun di Jalan Tongkol, dekat kediaman mereka sebelumnya.

Kendati memaksa tak mau direlokasi, Ahok menegaskan tetap akan melaksanakan penggusuran.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kukuh Hadisantosa mengonfirmasi oenggusuran akan dilaksanakan hari ini.

“Ya hari ini. Ini penggusuran baru mau mulai. Satpol PP sudah mulai merangsak ke dalam,” ujar Kukuh saat dihubungi satuharapan.com Rabu pagi.

Dalam penggusuran ini, diterjunkan sekitar 600 personel gabungan yang terdiri atas 200 Satpol PP Pemprov, 300 Satpol PP Jakarta Barat, dan 100 personel dari TNI dan Polri.

“Situasi penggusuran ya biasalah, segelintir orang ngalang-ngalain, itu biasa. Tujuannya Pak Gubernur kan baik, mengajak mereka pindah ke rumah sehat. Pak Gubernur mengajak masyarakat di pinggir kali untuk disejahterakan. Tapi kan niat bail tak selalu ditangkap baik,” ujar Kukuh.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home