Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 17:35 WIB | Jumat, 04 Mei 2018

Dipilih untuk Berbuah

Pemilihan merupakan hak istimewa Allah.
Dipilih untuk berbuah (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap….” (Yoh. 15:16). Demikianlah pernyataan sekaligus amanat Sang Guru kepada para murid-Nya.

Pemilihan merupakan hak Allah. Itu juga terlihat jelas ketika Allah memerintahkan Petrus untuk menemui Kornelius. Petrus akhirnya sadar bahwa Allah berkuasa untuk menetapkan siapa saja orang yang dipilihnya. Dan mengenai pilihan itu, Petrus tidak perlu dan tidak mungkin protes karena itu merupakan kedaulatan Allah sendiri.

Lukas mencatat: ”Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah.” (Kis. 10:44-46).

Jelas terlihat dalam catatan Lukas bahwa Allah berkenan kepada Kornelius dan kerabatnya. Sekali lagi itu merupakan hak isitimewa Allah. Petrus tidak boleh protes. Meski bangsa Yahudi merupakan umat yang dipilih Allah, Petrus memahami bahwa dia tidak bisa berbuat apa pun kala Allah menyatakan kasih-Nya kepada bangsa lain.

Ungkapan ”turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu” memperlihatkan dengan gamblang prerogatif Allah. Dan Petrus pun hanya dapat berkata: ”Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:47), Dia tidak bisa berbuat lain. Jika Tuhan berkehendak, manusia hanya bisa menerimanya tanpa syarat.

Namun demikian, pilihan pun bukan tanpa konsekuensi. Yesus mengutus orang pilihan-Nya untuk menghasilkan buah. Sekali lagi, tidak dipilih untuk diam, tetapi untuk pergi. Mereka tidak dipilih untuk bertopang dagu, melainkan untuk bergerak. Mereka tidak dipilih untuk menikmati kasih Allah sendirian, tetapi untuk membagikannya. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan hidup yang berbuah.

Bagaimana dengan kita? Merasa diri umat pilihan? Mari berbuah!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home