Disewa Membunuh, 26 Anggota Pasukan Elite Bangladesh Dihukum Mati
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah pengadilan Bangladesh menjatuhkan hukuman mati dengann cara digantung pada 26 anggota pasukan elite negar itu dalam kasus pembunuhan terhadap lawan politik partai berkuasa.
Vonis dijatuhkan hari Senin (16/1) setelah mendengar bagaimana seorang politikus dari partai berkuasa, Liga Awami, menyewa anggota unit keamanan elite negara itu, Batalion Gerak Cepat (RAB) untuk membunuh lawan politik.
Hakim menemukan bukti semua dari 35 terdakwa dalam kasus itu bersalah terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tujuh orang di pusat kota Narayanganj pada bulan April tahun 2014.
Penuntutan anggota pasukan keamanan jarang terjadi di Bangladesh. Namun kelompok aktivis hak asasi manusia mengatakan mereka sering melakukan pembunuhan di luar hukum, dan secara efektif beroperasi dalam iklim impunitas di negara itu.
Hakim Syed Enayet Hossain memerintahkan 26 terdakwa untuk dihukum gantung setelah sidang selama setahun di Narayanganj. Sedang kan sembilan lainnya dijatuhi hukuman penjara mulai dari tujuh sampai 17 tahun.
"Dari 26 yang divonis hukuman gantung, 16 adalah para anggota Batalion Gerak Cepat," kata jaksa S.M. Wazed Ali, dikutip AFP. Sebanyak 23 dari mereka yang divonis hadir dalam sidang pengadilan, sementara 12 lainnya masih buron.
Korban pembunuhan oleh pasukan elite ditemukan mengambang di sungai, tiga hari setelah saksi melaporkan melihat sekelompok orang yang terlibat berada di kendaraan van.
Di antara mereka yang dihukum mati adalah Tarek Sayeed, seorang komandan RAB, yang merupakan anak tiri seorang menteri dalam kabinet Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Jaksa menjelaskan selama persidangan Nur Hossain, seorang anggota dewan lokal di Narayanganj yang ketika itu merupakan anggota partai Hasina, Liga Awami, menyewa anggota RAB untuk membunuh rivalnya, Nazrul Islam, dan empat ajudannya.
Seorang pengacara yang merekam vide penculikan di luar stadion dengan telepon genggamnya kemudian juga diculik bersama sopirnya. Semuanya tujuh orang yang tewas.
Hossain, salah satu yang divonis mati, melarikan diri ke negara tetangga India, setelah pembunuhan namun ditangkap di Kolkata dan diekstradisi.
"Kami puas. Kami akhirnya mendapatkan keadilan," kata Shakhawat Hossain Khan, seorang pengacara untuk penggugat. Dia mengatakan jaksa menghadapi kesulitan dalam membawa anggota RAB ke pengadilan.
Partai-partai oposisi mengatakan ratusan aktivis mereka telah diculik selama Hasina berkuasa selama delapan tahun, dan tidak pernah terlihat lagi, meskipun pemerintah menyangkal keterlibatan pasukan keamanan.
Kelompok hak asasi lokal mengatakan sedikitnya 326 orang hilang sejak Januari 2009, banyak di antara mereka adalah anggota atau pendukung partai oposisi.
"Putusan hari ini akan sampai batas tertentu mengubah persepsi publik bahwa orang-orang yang berpengaruh dan anggota pasukan keamanan berada di atas hukum," kata Nur Khan Liton. "Tapi ratusan orang masih tetap tanpa jejak, dan dalam banyak kasus diduga mereka diculik oleh pasukan keamanan. Pemerintah juga harus menyelidiki setiap orang dari penculikan tersebut," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...