Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 21:06 WIB | Rabu, 06 Agustus 2014

Dituduh Menghasut, Italia Mendeportasi Imam dari Maroko

Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano. (Foto:huffingtonpost)

ROMA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Italia mendeportasi seorang imam dari Maroko pada Selasa (5/8). Imam yang bernama Raoudi Aldebar, diketahui dalam sebuah video sedang menghasut masyarakat untuk melakukan tindak kekerasan terhadap kaum Yahudi selama operasi militer Israel di Gaza.

Tindakan ini dianggap sebagai ancaman terhadap perdamaian, keamanan dan diskrimasi agama.

Raoudi Aldebar direkam sedang berkhobah saat sholat jumat di sebuah mesjid yang berada dekat Venesia, menyerukan orang-orang Yahudi supaya dibunuh "satu per satu", menurut Middle East Media Research Institute dari Amerika Serikat yang mempublikasikan video tersebut dalam websitenya.

“Ya Allah, hitung mereka satu per satu dan bunuh mereka semua,” kata Raoudi Aldebar saat berkhotbah di mesjid yang terletak di sebelah utara Kota San Done di Piave, bulan lalu.

Menteri Dalam Negeri Angelino Alfano mengatakan bahwa ia mengusir imam dari Maroko karena telah berusaha merusak perdamaian, membahayakan keamanan nasional dan melakukan diskriminasi agama.

“Menyebarkan khotbah anti semit yang secara eksplisit menghasut kekerasan dan kebencian antar kelompok sungguh tidak bisa diterima. Kiranya keputusan saya dalam kasus ini menjadi peringatan bagi semua orang yang berpikir bahwa dirinya bisa menyebarkan kebencian di Italia,” kata Angelino Alfano.

Keputusan pemerintah Italia ini mendapat dukungan secara luas dari berbagai spektrum politik dan komunitas muslim di daerah Veneto, wilayah dimana imam Maroko itu berdakwah.

“Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian. Mereka yang berkhotbah tentang kematian tidak diperbolehkan masuk ke dalam mesjid,” kata Bouchaib Tanji, Presiden Federasi Islam Veneto dan Asosiasi Assalam. “Bahkan yang lebih buruk adalah ketika ia memanggil Tuhan untuk memusnahkan seluruh populasi.”

Beberapa politikus dari Northern League anti-immigran menganggap bahwa pemerintah harus mengontrol tempat ibadah seperti mesjid karena anggapan bahwa mesjid merupakan tempat berbahaya yang menimbulkan permasalahan serius terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat.

“Pemerintah harus sadar dan secepatnya mengambil tindakan,” kata ketua majelis parlemen Massimiliano Fedriga.

Beberapa coretan dan gambar anti semit terdapat di beberapa tembok di daerah Roma sebagai bentuk protes terhadap operasi militer Israel di Gaza. (huffingtonspot.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home