Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 09:56 WIB | Sabtu, 27 Juli 2013

Doa yang Dikabulkan Allah

foto: ymindrasmoro

SATUHARAPAN.COM -- Catatan  Lukas tentang doa yang diajarkan Yesus kepada para pengikutnya tidaklah selengkap Matius. Sangat pendek. Perhatikan: ”Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” (Luk. 11:2-4)

Lukas sungguh menekankan hubungan pribadi antara manusia dan Allah. Sapaan ”Bapa” memperlihatkan dengan jelas hubungan pribadi itu. Serentak dengan itu, setiap orang yang menyapa-Nya menempatkan diri sebagai anak.

Hubungan Bapa-anak bukanlah tanpa konsekuensi. Anak-anak haruslah memperlihatkan bahwa dirinya layak mendapatkan predikat itu. Dengan kata lain, anak-anak harus hidup kudus sebagaimana Bapa kudus. Jika kita menyatakan ”Dikuduskanlah nama-Mu”; itu berarti adanya kesediaan diri untuk hidup kudus. Jika tidak, doa tersebut hanya kumpulan kata tanpa makna. Lebih parah lagi, orang-orang yang mendengarkannya akan heran atau malah menertawakan kita.

Tak hanya itu, Yesus mengajak murid-Nya untuk menyatakan ketaklukkan penuh kepada Bapa. Ungkapan ”datanglah kerajaan-Mu” merupakan kesediaan kita untuk menjadikan kehendak Bapa sebagai hal utama. Sebab, Dialah Raja; kitalah hamba. Itu berarti ungkapan ”Jadilah kehendak-Mu”, yang sering dipanjatkan bukanlah sekadar formula, tetapi sungguh-sungguh dasar doa itu sendiri.

Jadi, doa bukanlah sarana pemuasan keinginan manusia. Tak heran, jika Yesus kemudian mengajar para murid untuk memohon campur tangan Allah dalam dua kebutuhan dasar manusia: jasmani berupa makanan dan rohani berupa pengampunan dan pelepasan dari yang jahat. Hanya itu! Dan itulah doa yang dikabulkan Allah.

email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home