Loading...
INSPIRASI
Penulis: W. Kristian Wijaya 00:00 WIB | Jumat, 07 Februari 2014

Dompet Kita dan Keseimbangan Alam

Sawah tergenang (foto: ymindrasmoro)

SATUHARAPAN.COM – Dompet adalah salah satu barang yang paling dilindungi orang. Dompet dan isinya merupakan ”nyawa kedua” bagi manusia di zaman modern ini. Bila isinya tebal, lumayan amanlah pemiliknya. Bila tipis, atau kosong, maka kekhawatiran menguasai hati.

Kita akui kenyamanan hidup bisa terancam tanpa isi dompet. Sebab kalau kehilangan dompet dan isinya, kita akan sulit berkonsentrasi dalam hidup sehari-hari. Sayangnya kita sering abai untuk menjaga hal yang sama pentingnya dengan dompet kita—yaitu keseimbangan alam.

Ketika keseimbangan alam terjaga kita tenteram bekerja menambah pendapatan. Sebaliknya, ketika keseimbangannya tidak terjaga dari para perampok lingkungan, penjarah hutan, penggarong tata ruang, pembuang sampah sembarangan, maka kita dikelilingi bahaya banjir dan longsor. Saat banjir berangkat kerja pun harus mikir-mikir, lalu lintas kocar-kacir, distribusi barang tersendat, produksi pangan terhambat, rejeki pun mampat.

Karena alam tidak dijaga, ketika musim penghujan sawah-sawah tenggelam. Produksi sayuran dan pertanian  merosot. Bila produksi ada, tetap saja pasokan barang terlambat akibat angkutan barang macet karena jalan rusak tergenang banjir. Ketika jalan raya terputus, toko dan gudang-gudang terendam, semuanya jadi mahal. Banyak kebutuhan susah dipenuhi. Belum lagi banyak penyakit muncul. 

Sewaktu sungai-sungai belum tercemar mudah kita mendapati ikan, belut, dan beragam makanan alami untuk lauk. Ketika kebun dan hutan rimbun oleh tetumbuhan, berbagai tanaman pangan, suweg, uwi, gembili, umbi-umbian, buah-buahan, sayuran dan tanaman obat bisa dipetik gratis dari alam. Ketika hutan masih luas dan diperlakukan dengan cermat, maka rakyat dengan kearifannya biasa memunguti ranting-ranting keringnya untuk kayu bakar, daun-daunnya untuk makanan ternak, rumput-rumputnya untuk memberi makan sapi peliharaannya.

Memang sekarang bukan lagi zaman meramu dan berburu, tetapi toh kalau kita hidup harmonis dengan alam tetap saja hidup kita akan lebih damai, pikiran lebih tenang, bekerja lebih lancar.

Karena itu—jalan terlogis—marilah kita kembali memerhatikan alam sebagaimana kita memerhatikan dompet kita!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home