Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:24 WIB | Rabu, 06 Januari 2016

Edhi Sunarso, Maestro Pematung Indonesia Meninggal

Pematung Edhi Sunarso memperlihatkan bukunya pada peluncuran otobiografinya di Bentara Budaya Yogyakarta.(Foto: Antaranews/Regina Safri)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pematung Indonesia, Edhi Sunarso, meninggal dunia pada usia 84 tahun di Yogyakarta. Ia meninggal pada Senin (4/1) pukul 22.53 WIB di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH), seperti dikutip dari Antara. Sebelum mengembuskan napas terakhir, ayah empat anak itu, dikabarkan sakit.

Pemakaman dilaksanakan secara militer di Makam Seniman Giri Sapto yang terletak di Bukit Gajah, Desa Girirejo, Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Upacara pemakaman dilaksanakan pada Rabu (6/1) mulai pukul 15.30 WIB diiringi tembakan senjata api oleh enam prajurit TNI sebagai bentuk penghormatan bagi anggota pejuang Veteran RI Cabang Sleman, DIY, itu.

Sebelum menuju pemakaman, jenazah terlebih dulu disemayamkan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang terletak di Jalan Parangtritis Bantul, mengingat almarhum adalah dosen pascasarjana perguruan tinggi seni itu.

Kepergian pencipta Patung "Selamat Datang" di Bundaran Hotel Indonesia itu mendapat perhatian dari sejumlah netizen, terutama para pesohor negeri.

Sutradara film Fajar Nugros dalam akun @fajarnugros mencuit, "Berbelasungkawa sedalamnya atas wafatnya bapak Edhi Sunarso, karyanya akan terus menghiasi ibukota..."

Galeri Nasional Indonesia dalam akun @galerinasional pun turut mengungkapkan belasungkawanya atas kepergian Edhi: "Ikut berbela sungkawa atas wafatnya pematung Indonesia, Edhi Sunarso pada Senin (4/1) malam". Sementara sastrawan sekaligus pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad memiliki kesan tersendiri atas Edhi, dalam akun Twitter @gm_gm, dia menyebut Edhi sebagai "pematung terbesar dlm senirupa Indonesia".

Dalam cuitan bertagar #edhi, Goenawan menyebut "Patung2 Edhi Sunarso memberi corak yg ekspresif kepada monumen2 kita, terutama di Jakarta".

Goenawan mengatakan, monumen di ruang publik umumnya terkait dgn sejarah politik dan kekuasaan. Demikian juga dengan patung Edhi Sunarso, oleh sebab itu corak patung Edhi berbeda-beda.

Karya-karya Edhi Sunarso yang menghiasi Jakarta antara lain "Patung Dirgantara" (Pancoran), "Selamat Datang" (Hotel Indonesia), dan "Pembebasan Irian Barat" (Lapangan Banteng).

Pembicaraan soal Edhi Sunarso menjadi trend di Twitter hingga Rabu (6/1) pagi.

Biografi Edhi Sunarso

Edhi Sunarso, seperti dikutip dari wikipedia.org, dilahirkan di Salatiga, pada 2 Juli 1932. Karya-karyanya dapat dijumpai di berbagai kota di Indonesia.

Ia mulai belajar dan berlatih membuat patung ketika menjadi tawanan perang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) di Bandung antara tahun 1946-1949. Ia melanjutkan pendidikan melalui jalur resmi di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Yogyakarta, lulus tahun 1955 dan kemudian Kelabhawa Visva Bharati University Santiniketan, India, lulus pada tahun 1957.

Pada 1967-1981 ia menjadi tenaga pengajar di IKIP (Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan Negeri) Yogyakarta. Pada tahun 1968-1984, selain mengajar ia merangkap menjadi asisten Ketua Bidang Akademik STSRI/ISI Yogyakarta, dan sebagai Sekretaris Senat.

Edhi Sunarso mendapat penghargaan dari pemerintah Bintang Budaya Parama Dharma atas karya-karyanya. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home