Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 13:55 WIB | Rabu, 27 November 2013

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi 2013 Capai 5,5 Persen

Iustrasi. (123rf.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ekonom dari Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) Wahyoe Soedarmono memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 sebesar 5,5 persen dan menurun pada tahun berikutnya menjadi 5,3 persen.

“Prediksi kami berdasarkan pergerakan indikator-indikator makro hingga September 2013. Tingkat pertumbuhan ini dapat berubah seiring perkembangan lingkungan eksternal,” ujar Wahyoe dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu (27/11).

Wahyoe menuturkan, pada skenario pesimistis, tingkat pertumbuhan diperkirakan hanya sebesar 4,62 persen di 2013 dan 4,88 persen di 2014.

Pertumbuhan ekspor akan sedikit menurun disebabkan prospek pertumbuhan di negara tujuan ekspor Indonesia tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan.

Menurutnya, eskalasi harga minyak dunia akibat gejala politik di Timur Tengah akan berpengaruh terhadap kenaikan defisit neraca transaksi berjalan, meskipun impor minyak sedikit dibatasi.

Kenaikan defisit neraca transaksi berjalan akan direspons oleh peningkatan aliran modal asing keluar, turunnya cadangan devisa, dan meningkatnya inflasi.

“BI rate dapat meningkat secara signifikan pada situasi ini, hingga menghambat investasi dan menekan potensi pertumbuhan,” ujar Wahyoe.

Di saat yang sama, kebijakan stimulus fiskal di Jepang pada awal 2014 juga dapat memengaruhi depresiasi terhadap dolar AS. Terkait kondisi Amerika dan Eropa pascakrisis, lanjutnya, beberapa kebijakan dari kedua benua tersebut dapat dengan mudah membuat aliran modal asing keluar dari Indonesia dalam waktu singkat.

“Apabila gejolak finansial tersebut terjadi, BI rate juga dapat terus meningkat,” katanya.

Sementara itu, untuk skenario yang lebih optimistis menunjukkan bahwa Indonesia dimungkinkan dapat tumbuh hingga 5,9 persen di 2013 dan 5,85 persen di 2014.

Hal itu terjadi apabila depresiasi rupiah dapat mendorong ekspor produk-produk bernilai tambah sehingga memperbaiki cadangan devisa Indonesia dan membuat defisit neraca transaksi berjalan turun.

“Penurunan defisit neraca berjalan akan meningkatkan kepercayaan investor asing. Apabila investasi asing dalam bentuk FDI dapat mendominasi struktur investasi asing di Indonesia, maka investasi agregat juga turut meningkat,” ujarnya.

Menurutnya, investasi agregat akan makin menguat apabila pemerintah dapat mengarahkan belanja modal secara maksimal untuk memperluas infrastruktur.

Meskipun beberapa proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara telah terlihat perkembangannya di mana keberadaannya akan mendorong pertumbuhan 2013, ujar Wahyoe. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home