Enam Perspektif Ancaman Bangsa Indonesia di Masa Depan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI Gatot Nurmantyo menilai ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan.
Pertama, kata Panglima TNI masalah menipisnya cadangan minyak dunia. Kedua, meningkatnya jumlah penduduk dunia. Ketiga, berkurangnya sumber pangan, air dan energi. Keempat, masalah terorisme. Kelima, meningkatnya penyalahgunaan narkoba dan keenam persaingan ekonomi global yang ketat.
Menurut dia, apabila perspektif ancaman bangsa Indonesia di masa depan tidak dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, Indonesia saat ini ibarat gadis seksi yang menjadi rebutan negara lain, karena kaya akan sumber daya alam yang menjadi salah satu negara equator di dunia, dimana pertumbuhan vegetasinya tidak pernah habis.
“Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang akan datang,” kata Panglima TNI saat menjadi salah satu narasumber di stasiun televisi swasta, bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, selasa (8/11) malam.
“Kekayaan sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno bahwa, suatu saat nanti negara lain akan iri dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia, dan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo saat baru dilantik menyampaikan hal yang sama bahwa, kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka”.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme. Permasalahan dalam negeri mereka dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam negeri terkait kepentingan minyak.
Terkait aksi damai pada tanggal 4 November 2016 yang lalu, Panglima TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa, apabila aksi damai tersebut tidak ditangani dengan baik dan bijaksana, maka tidak menutup kemungkinan akan ditunggangi oleh kepentingan politik yang mengakibatkan bangsa Indonesia mengalami kerugian.
Sehari sebelum aksi damai, Panglima TNI bersama Kapolri telah memberikan pengarahan dan mengingatkan kepada para Komandan Satuan TNI-Polri di Mabesad, bahwa ada skenario untuk membuat petugas marah dan bertindak di luar kepatutan saat berhadapan langsung para demonstran.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih dari Presiden RI Jokowi terkait pengamanan aksi damai yang dilaksanakan TNI dan Polri, sehingga dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar.
“Presiden sebagai pemimpin Indonesia menyampaikan rasa bangga kepada seluruh peserta aksi damai, di mana para demonstran yang jumlahnya ratusan ribu, sangat patuh dan tertib terhadap perintah para ulama, habib, kyai yang mengawal aksi damai tersebut,” kata dia. (PR)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...