Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:07 WIB | Jumat, 05 Mei 2017

Enam Perupa Gelar "Artmosphere" di Bentara Budaya

Enam Perupa Gelar "Artmosphere" di Bentara Budaya
Mike Susanto memukul tifa saat membuka pameran seni rupa "Artmosphere" di Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis (4/5) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Enam Perupa Gelar "Artmosphere" di Bentara Budaya
Wayang Papan (mix-media) karya Albertho Wanma.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Enam perupa yang tergabung dalam kelompok Netrajapu menggelar pameran seni rupa "Artmosphere" di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2 Yogyakarta.

Netrajapu, kelompok seni rupa gabungan antara beberapa seniman Jawa dan Papua mencoba melihat, belajar, berwacana, serta mengkritisi kondisi alam, lingkungan, maupun budaya dalam bahasa dan karya seni rupa kontemporer.

Keenam perupa tersebut adalah Ignasius Dicky Takndare, Eiwan Suryo, Bowo Purwadi, Andy Firmanto, Albertho Wanma, dan Agus Prasetyo berkolaborasi dalam sebuah kebersamaan, saling belajar dalam mengembangkan silang ide didalam proses menghasilkan karya.

Pameran "Artmosphere" dibuka secara resmi oleh pengajar Institut Seni (ISI) Yogyakarta, Mikke Susanto, Kamis (4/5) malam. Dalam sambutannya Mikke Susanto memberikan perhatian pada berbagai kasus intoleransi yang banyak terjadi di Indonesia

"(Kebetulan) kali ini yang bersatu adalah dari Jawa dan Papua. Persatuan ini bukan semata-mata hanya untuk persoalan mereka (seniman-pelukis) tapi juga sebagai bentuk perimbangan atas kasus-kasus yang hari ini terjadi. Hari-hari ini kita banyak disuguhi kejadian-kejadian intoleransi di Indonesia. Hari ini kita sedang menghadapi persoalan," kata Mikke.

Lebih lanjut Mikke Susanto menghimbau seluruh pihak untuk sensitif terhadap praktik-praktik intoleransi yang terjadi di Indonesia, meskipun di Yogyakarta sendiri keragaman masih menjadi sumber kegembiraan dan bukan ancaman.

Pameran "Artmosphere" akan berlangsung hingga 11 Mei 2017.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home