Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 10:17 WIB | Kamis, 21 November 2013

Fed Akan Pangkas Stimulus, Wall Street Jatuh Tetapi Dolar Menguat

Gedung Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat. (Foto: wikipedia).

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Para pembuat kebijakan Federal Reserve AS pada pertemuan mereka Oktober memperkirakan bahwa mereka akan mulai memangkas program stimulus “dalam beberapa bulan mendatang”, risalah pertemuan menunjukkan pada Rabu (20/11). Namun, Wall Street jatuh setelah risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengatakan bank sentral bisa memangkas program stimulusnya “dalam beberapa bulan mendatang”. Sebaliknya, dolar menguat.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan tidak berubah pada pertemuan 29-30 Oktober.

Namun para pembuat kebijakan pada saat itu merasa bahwa pasar tenaga kerja akan terus meningkat cukup untuk segera memulai pengurangan program stimulus (tapering) yang sudah lama ditunggu-tunggu.

“Mereka umumnya memperkirakan bahwa data akan konsisten membuktikan perbaikan berkelanjutan dalam kondisi pasar tenaga kerja sehingga akan menjamin pemangkasan laju pembelian di bulan-bulan mendatang,” kata risalah.

Pada saat yang sama, kelompok menegaskan kembali bahwa setiap tindakan bergantung pada data yang terus menunjukkan penguatan ekonomi, dan mereka mendiskusikan kebutuhan untuk berkomunikasi lebih baik harapan mereka untuk perubahan suku bunga.

Mereka mencatat bahwa pasar telah terlalu dihubungkan bersama dua keputusan kebijakan yang terpisah—kapan pembelian aset akan dipotong, dan kapan The Fed akan mulai menaikkan suku bunga dasar.

Imbal hasil obligasi AS dan suku bunga pasar mulai melonjak pada Mei setelah Ketua Fed Ben Bernanke mengisyaratkan bahwa bank sentral bisa mulai memotong program pembelian aset pada akhir tahun ini jika ekonomi terus membaik.

Namun pada saat itu, dan masih sekarang, FOMC telah menekankan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk menaikkan patokan suku bunga dana federal dari kisaran nol hingga 0,25 persen, di mana tingkat tersebut telah berdiri selama hampir lima tahun, sebelum 2015.

Wall Street Jatuh Setelah Fed Nyatakan Segera Pangkas Stimulus

Wall Street jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengatakan bank sentral bisa memangkas program stimulusnya “dalam beberapa bulan mendatang”.

Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 66,21 poin (0,41 persen) menjadi berakhir pada 15.900,82.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 6,50 poin (0,36 persen) menjadi ditutup pada 1.781,37, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 10,28 poin (0,26 persen) menjadi 3.921,27.

Ketiga indeks diperdagangkan di wilayah positif untuk sebagian besar hari sebelum berbalik ke wilayah negatif setelah rilis risalah pertemuan kebijakan The Fed 29-30 Oktober, yang menunjukkan pembelian asetnya 85 miliar dolar AS per bulan bisa segera dikurangi.

Peserta pertemuan memperkirakan “perbaikan yang sedang berlangsung dalam kondisi pasar tenaga kerja” akan “menjamin pemangkasan laju pembelian di bulan-bulan mendatang”, kata risalah.

Risalah menegaskan bahwa tindakan seperti itu bergantung pada data ekonomi yang lebih baik.

Produsen rokok Philip Morris turun 2,4 persen setelah memperkirakan jumlah volume industri rokok internasional akan turun 3,0 persen pada 2013 dan tambahan 2-3 persen pada 2014, dengan penurunan 7-8 persen di wilayah Uni Eropa.

Perusahaan peralatan pertanian Deere melonjak 2,1 persen setelah hasilnya mengalahkan harapan dengan margin yang lebar. Pendapatan per saham datang di 2,11 dolar AS dibandingkan dengan 1,89 dolar AS yang diperkirakan oleh para analis. Perusahaan menunjuk pabrik baru yang besar ditambahkan di Brazil, China dan pasar negara berkembang lainnya.

Komponen Dow, Boeing turun 3,3 persen setelah Oppenheimer menurunkan peringkat sahamnya, mengutip kurangnya katalis jangka pendek untuk keuntungan lebih lanjut setelah peningkatan tajam selama 12 bulan terakhir, menurut Street.com.

Caterpillar, komponen Dow lainnya, kehilangan 1,2 persen setelah melaporkan bahwa penjualan mesin ritelnya turun 12 persen pada Oktober dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Peritel perbaikan rumah Lowe anjlok 6,2 persen setelah labanya datang satu sen di bawah harapan pada 47 sen per saham. Perusahaan meningkatkan perkiraan labanya untuk setahun penuh menjadi 2,15 dolar AS per saham dari 2,10 dolar AS, tetapi itu masih lebih rendah dari 2,19 dolar AS diperkirakan oleh para analis.

Jaringan toko serba ada JC Penney turun 8,4 persen setelah perusahaan meningkatkan proyeksi penjualan tokonya sebanding dengan margin kotor di kuartal keempat. Peritel ini mengalami kerugian 489 juta dolar AS pada kuartal ketiga.

Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS naik menjadi 2,79 persen dari 2,71 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,90 persen dari 3,80 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Dolar Menguat Didukung Harapan Baru Pemangkasan Stimulus Fed

Kurs dolar AS menguat terhadap euro pada Rabu (Kamis pagi 21/11 WIB), setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada Oktober menunjukkan bank sentral sangat dekat untuk mengurangi program stimulusnya.

Risalah mengatakan anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperkirakan ekonomi dan pasar tenaga kerja akan terus bergerak maju “dan dengan demikian akan menjamin pemangkasan laju pembelian asetnya dalam beberapa bulan mendatang”.

Itu kontras dengan perkiraan beberapa ekonom dalam dua minggu terakhir yang menempatkan peluncuran “pengurangan” program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan The Fed sampai Maret atau lebih lambat.

Berita tersebut mengirim imbal hasil (yield) obligasi AS naik tajam, obligasi pemerintah AS 10-tahun terangkat menjadi 2,79 persen dari 2,70 persen sebelum risalah dirilis.

Pada pukul 22.00 GMT (Kamis 21/11 pukul 05.00 WIB), euro turun menjadi 1,3435 dolar dari 1,3535 dolar pada akhir Selasa.

Dolar pada dasarnya datar terhadap mata uang Jepang, melemah menjadi 100,03 yen dari 100,13 yen, sementara euro jatuh menjadi 134,40 yen dari 135,53 yen.

Dolar datang dari penurunan awal perdagangan menyusul pidato Ketua Fed Ben Bernanke yang lebih “dovish” untuk suku bunga daripada risalah tersebut.

Tetapi menempatkan keduanya bersama-sama, masih ada kemungkinan bahwa The Fed bisa mengambil langkah pertama untuk memangkas program aset pada pertemuan Desember.

“Tidak ada keraguan bahwa Federal Reserve makin dekat lagi untuk mulai pengurangan moderat pembelian asetnya,” kata Harm Bandholz di UniCredit.

Namun, ia memperingatkan, “Ketidakpastian utama bagi sebagian besar anggota FOMC tetap, namun, apakah perbaikan pasar tenaga kerja ini berkelanjutan.”

Pound Inggris sedikit lebih rendah pada 1,6101 dolar dari 1,6120 dolar. Dolar naik menjadi 0,9163 franc Swiss dari 0,9111 franc. (AFP/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home