Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 16:06 WIB | Rabu, 12 Februari 2014

Gempa Vulkanik Gunung Kelud Meningkat

Gunung Kelud. (Foto: id.wikipedia.org)

KEDIRI, SATUHARAPAN.COM -  Kegempaan Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terus meningkat, dan berpotensi terjadi erupsi, kata petugas pos pengamatan gunung api itu, Khoirul, Rabu (12/2).

Dia mengatakan memang berpotensi terjadi erupsi dengan melihat tingkat kegempaan yang semakin tinggi.  "Kemungkinan erupsi sangat besar, gempa vulkanik dalam dan dangkal makin besar, yang artinya suplai magma dari dalam atau energi dari dalam besar. Namun, itu bukan kewenangan kami, dan kami hanya menyampaikan apa yang dicatat," kata Khoirul kepada Antara.

Sebelumnya, pihak PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menaikkan status Gunung Kelud menjadi siaga (level III) datio level sebelumnya waspada, mulai hari Senin (10/2).

Diperkirakan sejak abad ke-15 Gunung Kelud  meletus beberapa kali dan memakan banyak korban, diperkirakan hingga 15.000 jiwa. Yang terbesar terjadi pada tahun 1586 yang merenggut lebih dari 10.000 jiwa.

Sebuah terowongan yang merupakan sistem untuk mengalihkan aliran lahar dan air dibuat pada tahun 1926. Kawah  Gunung Kelud merupakan danau yang dipenuhi air. Namun pada letusan tahun 1990, terowongan untuk lahar dan air ini hancur dan tertup lahar.

Gunung Kelud memakan korban jiwa hingga ribuan orang, karena banjir lahar ini menyapu permukiman penduduk seperti terjadi pada 1919. letusan yang pernah terjadi pada abad ke-20 adalah pada tahun 1901,1919, 1951, 1966, dan 1990. Aktivitasnya meningkat pada tahun 2007, dan tahun 2014 ini. Dari data itu, diperkirakan ada siklus sekitar 15 tahun gunung ini aktif atau meletus.

Meningkat

Data seismik pada pukul 00.00 WIB sampai  pukul 06.00 WIB pada Rabu ini, tercatat 43 kali gempa vulkanik dalam, dan gempa vulkanik dangkal sampai 149 kali. Juga terjadi kenaikan suhu yang mengalir dari kubah lava sampai 56,9 derajat selcius.

Sementara itu, padapukul  06.00 WIB sampai 12.00 WIB, terjadi gempa vulkanik dalam sampai 59 kali, vulkanik dangkal 88 kali, gempa tektonik jauh dengan "law frequency” 94 kali, dengan suhu air yang juga terus naik sampai 57,1 derajat selcius.

Dia mengatakan, dari koreksi yang dilakukan tim, terutama dengan tingginya frekuensi gempa vulkanik dangkal, terdapat aliran fluida yang bisa dari gas ataupun unsur lainnya.

Selain itu, muncul juga gempa hibrid, yang merupakan campuran dari gempa vulkanik dangkal dan dengan frekuensi tinggi serta rendah.

Warga Bersiap

Pihaknya belum mengetahui dengan pasti apakah yang akan terjadi dengan terus naiknya kegempaan serta suhu gunung tersebut. Dengan dominannya campuran kegempaan itu akan terjadi pembentukan kubah lava baru, sehingga tambah besar ataukah justru terjadi erupsi.

"Kami telah koreksi dan didominasi gempa vulkanik dangkal dengan frekuensi tinggi, yang artinya ada pembentukan rekahan-rekahan di gunung," kata dia.

Pihaknya terus berusaha keras memantau kondisi Gunung Kelud yang saat ini statusnya masih siaga tersebut, dan berharap bisa menerjemahkan pesan apa yang ingin disampaikan gunung itu.

Sementara itu, saat ini sejumlah warga juga sudah bersiap jika Gunung Kelud benar meletus. Mereka mengemasi berbagai keperluan untuk mengungsi serta membuat tempat tinggal darurat, salah satunya adalah yang dibangun di rumah Sunarmi, warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

"Kami bangun sudah sekitar satu pekan lalu menggunakan bambu," kata Sunarmi.  Tempat tinggal darurat itu sengaja dibangun menghadapi letusan Gunung Kelud. Bangunan itu dibangun di depan rumah dengan posisi miring.

Saat ini, tempat tinggal darurat itu sudah diberi beberapa fasilitas seperti tempat tidur yang dilengkapi dengan selimut dan bantal.  Bangunan itu juga diberi terpal, agar debu tidak masuk ke dalam bangunan.

"Bangunan sengaja dibuat miring, agar jika ada debu bisa langsung terjatuh dan kami aman," kata dia.  Sejumlah tetangganya, kata dia, juga sudah mulai membangun tempat tinggal darurat tersebut. Hal itu dilakukan, agar jika gunung itu benar meletus, langsung bisa mengungsi.

"Jika meletus tetap mengungsi, kami juga mencari selamat," katanya menjelaskan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home